Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Tukang Mie Curiga Bentuk Uang yang Diberi Wanita Paruh Baya, Akhirnya Dia Teriak Panggil Sekuriti

Merasa curiga dengan gelagat dan uang pecahan Rp 100 ribu yang diberikan kepadanya, Sutimah langsung meneriaki SG.

Editor: CandraDani
Tribunpekanbaru.com/Dodi Vladimir
Tiga tersangka diduga pengedar Uang Palsu (Upal) berinisial Y (38), F (39) dan E (34) dihadirkan saat ekspos di Mapolsek Bukit Raya, Pekanbaru, Jumat (13/3). 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Seorang perempuan paruh baya diamankan polisi setelah membelanjakan uang palsu di Pasar Bendungan, Kapanewon Wates, Kulon Progo, Yogyakarta.

Diketahui pelaku merupakan warga Purworejo, Jawa Tengah berinisial SG.

Asi wanita paruh baya ini terungkap usai diteriaki seorang tukang mie bernama Sutinah.

Saat itu, SG belanja di mie di warung Sutinah dengan uang pecahan Rp 100 ribu.

Setelah berbelanja, pelaku pun tak jalan tegesa-gesa.

Merasa curiga dengan gelagat dan uang pecahan Rp 100 ribu yang diberikan kepadanya, Sutimah langsung meneriaki SG.

Sontak hal ini mengejutkan para pengunjung pasar.

Baca juga: Update Kontak Tembak KKB dan TNI di Papua, Pos TNI Dihujani Tembakan, Video Viral di Medsos

Baca juga: Adik Kandung Pasha Ungu Ditangkap BNN, Diduga Terlibat Sindikat Narkoba di Sulawesi Tengah

“Saya dikabari via telepon ada kejadian itu, lantas saya kejar. Saya tangkap orangnya. Saya bawa ke pos untuk diperiksa,” kata sekuriti pasar Basuki (45), Minggu (11/10/2020).

Saat akan diamankan, Basuki menyebut, pelaku sempat berusaha menyembunyikan uang palsu miliknya.

“Orang-orang yang melihat itu beritahu ke saya, uangnya diletakkan di bawah karpet,” kata Basuki.

“Saya periksa karpet dan memang ada uang di sana. Bila itu uang, maka sebanyak Rp 960.000. Setelah dicek, yang Rp 900.000 palsu. Yang Rp 60.000 uang asli,” lanjut Basuki.

Basuki mengakui dirinya bisa mengenali uang itu palsu atau tidak.

Secara fisik uang terasa berbeda baik saat dipegang, diraba hingga diterawang.

“Saya memang tidak melihat nomor serinya, tapi kelihatan dari bentuk uangnya,” kata Basuki.

Polisi yang datang ke lokasi langsung mengamankan pelaku.

Baca juga: Bertikai dengan Seorang Pria, Kakak Adik di Bengkalis Terkapar Terkena Parang Panjang, Si Adik Tewas

Baca juga: Gubernur Riau Kirim Surat ke Presiden, Sampaikan Aspirasi Penolakan UU Cipta Kerja di Riau

“Polisi cepat datang dan mengamankan orang itu sebelum pedagang benar-benar marah,” kata Basuki.

Sementara itu, Supini, pedagang ikan asal Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo mengaku, tidak menaruh curiga kepada pelaku.

“Orangnya tampak sopan, seperti orang belanja biasanya. Dia kasih Rp 100.000, tak susuki (saya kembalikan) Rp 80.000,” kata Supini.

Kapolsek Wates AKBP Endang Suprapto mengungkapkan, polisi sudah mengamankan pelaku.

“Ya, betul (sudah ditangkap polisi). Kini, semua masih dalam pengembangan,” kata Endang saat dihubungi.

Kasus serupa juga pernah terjadi satu bulan lalu.

Seorang perempuan setengah baya membelanjakan uang palsu pecahan Rp 100.000 di kios milik Suginem (57) pada Jumat (11/9/2020), sekitar pukul 07.30 WIB.

Pelaku lantas ditangkap para pedagang.

Polisi mendapati belasan uang palsu di balik bra yag dikenakan pelaku.

Baca juga: Gedung DPR RI Lockdown Mulai Hari Ini Hingga 8 November 2020 Setelah 41 Orang Positif Covid-19

Baca juga: Pemprov Riau Siapkan 447 Kamar dan 151 Tenaga Medis Untuk Isolasi Mandiri Pasien OTG

Komplotan dan Uang Palsu Rp 2 Miliar Lebih Diamankan

Satreskrim Polres Cimahi menyita uang palsu senilai lebih dari Rp 2 miliar dari 6 orang tersangka.

Sementara 3 orang tersangka lain masih dalam pencarian polisi.

Kapolres Cimahi AKBP M Yoris Marzuki mengatakan bahwa kelompok tersebut sudah beroperasi sejak tahun 2018.

Peredaran uang tersebut dilakukan di wilayah Kota Cimahi, Bandung, Karawang, Cirebon, Kuningan, dan wilayah hukum Polres Cimahi.

Baca juga: Susi Pudjiastuti Sampai Nangis, Ini Pengakuan Mahasiswa UGM Dipukul Polisi, Dipaksa Ngaku Provokator

Baca juga: Mati Mesin Saat di Atas Rel, Mobil Tertabrak Kereta Api dan Terseret 15 Meter, Penumpangnya Selamat

"Total uang palsu yang disita senilai Rp 2.006.200.000. Tugas tersangka beragam, tersangka Sariyun (52), Warsito(48), Mahsun(42), dan Pendi (44) berperan sebagai penjual mata uang palsu, tersangka Nursapto (47), dan Diman (31) bertugas sebagai pembuat mata uang palsu, dan Arno, Adi , Dedi saat ini masih dalam pencarian," kata AKBP M Yoris Marzuki, Senin (12/10/2020).

Uang palsu dicetak dalam uang pecahan Rp 100 ribu.

tribunnews
UANG PALSU Ini Mirip Aslinya, Lolos di Mesin Penghitung, Jika Beli Rp 1 Juta Dapat Rp 3 Juta (tribunjabar/daniel andrean damanik)

Penjualan yang palsu dilakukan dengan perbandingan 1:3.

Jika membeli dengan uang Rp 1 juta, maka akan diperoleh uang palsu senilai Rp 3 juta.

Yoris menjelaskan, untuk menghasilkan uang palsu yang hasilnya maksimal, harus melalui 9 jenis alat mesin cetak.

Saat diuji menggunakan mesin penghitung uang, pecahan Rp 100 ribu tersebut lolos pada mesin penghitungan .

Jika dibandingkan dengan uang asli, tidak terlihat perbedaan yang signifikan .

Penangkapan tersangka dimulai sejak 28 September 2020.

Baca juga: Tak Henti Menangis Peluk Jasad Ibunya yang Wafat, Kisah Bocah Penyandang Disabilitas Ini Bikin Haru

Baca juga: Babak Belur Dianiaya Aparat, Mahasiswa UGM Ini Dipaksa untuk Mengakui sebagai Provokator

Polisi menerima informasi akan ada transaksi uang palsu di kawasan Kota Baru Parahyangan, Padalarang.

Usai dilakukan transaksi, Polisi membuntuti tersangka hingga ke Antapani, Kita Bandung.

Dari wilayah Antapani tersebut, diperoleh barang bukti berupa uang palsu senilai Rp 60 juta.

Keesokan harinya, Polisi kembali melakukan pengembangan ke wilayah Bekasi dan KM 57 dan kembali menyita uang senilai Rp 28 juta.

Akibat perbuatannya, Polisi menyangkakan pasal 244 dan atau 245 Jo UU KUHPidana dan atau pasal 36 (1,2,3) dan atau pasal 37 UU RI No 7 tahun 2011 tentang mata uang.

Cara Bedakan Uang Asli atau Palsu

Bank Indonesia (BI) resmi mengeluarkan uang rupiah khusus edisi hari ulang tahun (HUT) ke-75 tahun Republik Indonesia dengan pecahan kertas Rp 75.000.

Uang tersebut dicetak terbatas, hanya ada 75 juta lembar.

Terbatasnya pencetakan membuat uang rupiah khusus ini semakin rentan dipalsukan.

Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim mengatakan, Bank Indonesia telah menyiapkan sejumlah cara untuk menjaga keamanan rupiah asli.

Rupiah cetakan khusus tersebut telah dilengkapi unsur pengaman teknologi tinggi terbaru dan bahan kertas yang lebih tahan lama.

Baca juga: Inilah Perbandingan Isi UU Cipta Kerja Vs Hoaks yang Dibantah Jokowi, Mulai dari Cuti hingga Amdal

Baca juga: Masih Misteri, Apa Tujuan Amerika Undang Prabowo Subianto, Antisipasi Kerjasama China-Indonesia?

Inovasi ini ditujukan agar rupiah semakin dikenali ciri keasliannya, nyaman dan aman digunakan, serta lebih sulit dipalsukan.

"Kita tingkatkan sampai pada update menggunakan teknologi terkini. Kita gunakan seluruh security features. Ada ciri-ciri di level 1 yang bisa dikenal oleh masyarakat, dikenal oleh kalangan perbankan, dan hanya dapat dikenali oleh Bank Indonesia," kata Marlison dalam taklimat media, Selasa (18/8/2020).

Marlison menuturkan, masyarakat bisa mengenalinya dengan fitur paling dasar, yakni 3D (dilihat, diraba, dan diterawang).

Untuk memudahkan kalangan tunanetra, BI menambahkan ornamen dalam mata uang yang mudah dikenali.

"Kita memperkuat ornamen-ornamen dengan berdasarkan best practice yang ada, kita tampilkan dengan ciri khas kenusantaraan. Beberapa koordinasi dari kalangan numismatik juga menjadi konsep."

Baca juga: Perangi Covid-19, Pemprov Riau Sudah Habiskan Anggaran hingga Rp 237 Miliar

Baca juga: Polisi Minta Warga Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan, Tegur Masyarakat yang Lakukan Pelanggaran

"Kemudian diputuskan oleh Dewan Gubernur BI berdasarkan dasar hukum yang dimiliki BI," ungkapnya.

Adapun ciri lainnya yang dapat dikenali di antaranya hasil cetak yang terasa agak kasar bila diraba, gambar yang lebih mudah diterawang meski minim cahaya, dan hasil cetak yang memendar bila dilihat dari sinar ultraviolet.

"Cirinya adalah jelas warna untuk logo, warna nominal. Kami menambahkan intaglio atau tanda kasar pada frasa, dan pada logo lambang Burung Garuda. Banyak aspek yang kita tambahkan di sana," pungkasnya.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Belanjakan Uang Palsu di Pasar, Perempuan Paruh Baya Diamankan, Terungkap Usai Diteriakin Tukang Mie, dan  artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Belanjakan Uang Palsu di Pasar Bendungan Wates, Perempuan Paruh Baya Ditangkap", dan Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul NYARIS Saja, UANG PALSU Ini Mirip Aslinya Lolos di Mesin Penghitung, Total Lebih dari Rp 2 Miliar, dan  Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul UANG PALSU Ini Mirip Aslinya, Lolos di Mesin Penghitung, Total Lebih dari Rp 2 Miliar,

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved