Hiu Berkepala Dua Ditemukan di India, Apakah Mutasi itu Berkaitan Dengan Pencemaran Air di India?

Para ilmuwan percaya bahwa berbagai faktor dapat menyebabkan hiu tersebut, yang merupakan Hiu spadenose (Scoliodon laticaudus), mengalami mutasi ini.

Via Dailymail
Hiu berkepala dua ditemukan di India 

Pada sebuah hari suci agama Hindu yang cuma dirayakan selama 12 tahun sekali, jumlah pengunjung bahkan menembus angka 12 juta orang.

Sebab itu pula, polusi di Sungai Gangga kini dianggap sebagai penyebab utama tingginya angka kematian bayi, dan gangguan kesehatan buat penduduk di sekitar. Kondisi tersebut memaksa Perdana Menteri Narendra Modi bertindak.

Ia menjanjikan pembangunan pusat pemurnian air dan memindahkan 400 pabrik pengolahan kulit dari bantaran sungai.

Namun proyek lingkungan senilai tiga miliar dollar AS itu belum banyak terwujud. Hingga kini, hanya sepertiga dari 4.800 juta liter limbah yang disuling sebelum dibuang ke sungai.

Demi proyek ambisius tersebut Bank Dunia bahkan bersedia meminjamkan dana senilai satu milyar dollar AS.

Namun, upaya pemerintah di New Delhi membersihkan Sungai Gangga dianggap menjadi ujian terhadap kemampuan India memodernisasi struktur pemerintahan, mengentaskan korupsi, dan membenahi manajemen limbah.

Ular berkepala dua di Bali

Ular berkepala dua
Ular berkepala dua ditemukan di Bali

Warga Dusun Tengah, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali dihebohkan dengan penemuan seekor ular berkepala dua, Jumat (30/8/2019) tengah hari, 12.00 WIB.

Terkait penemuan tersebut, Kepala Desa Kukuh, I Made Sugianto mengatakan, kejadian penemuan ular di jalan umum baru pertama kali ditemukan.

"Yang saya lihat melalui berita itu lokasinya berdekatan dengan sekolah SMP. Lokasi tepatnya itu di Gang Arjuna, gang menuju sekre bajang (kuburan bagi balita). Lokasi itu kan memang kami yakini sebagai tempat yang angker," tambahnya

Ia menyebutkan, kemunculan ular itu memang aneh tapi nyata karena berkepala dua dan jarang ditemukan.

"Kalau pun ada, tidak akan bertahan lama di alam liar. Memang baru kali ini ditemukan ular di jalan umum dan berkepala dua," ujar Sugianto.

Dengan ditemukan binatang yang tidak lazim itu, dirinya meyakini menjadi pertanda baik atau positif.

"Apakah itu bertanda baik atau buruk, saya tidak berani berkomentar. Kalau saya sih apa pun yang muncul itu bertanda baik. Hal positifnya kan banyak warga yang datang dan melihat ular berkepala dua. Kalau ular muncul di rumahkan, kami yakini itu pertanda leteh," ujarnya.

Diketahui, Jro Mangku Pura Dalem Gede Desa Kukuh sempat memperhatikan ular itu.

Setelah itu beberapa menit kemudian meminta upakara segehan lelipi (sesajen ular).

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved