Kisah Penembak Misterius Gerakan Aceh Merdeka GAM, Suka Perang Gerilya, Kini Jadi Legislator
Dua bulan seusai latihan militer di Cot Laba Desa Matang Sijuek Timur tahun 1999, Nasrizal dipercayakan sebagai salah satu dari Penembak Misterius
Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Sebelum Aceh Damai, Nasrizal juga pernah didapuk sebagai Panglima Sagoe Kulam Meudaulat.
Cek Bay mampu beradaptasi dengan cepat pasca damai.
Ia kemudian menjadi salah satu rekanan bidang infrastruktur, dan juga dipercayakan sebagai bendahara Dewan Pimpinan Sagoe (DPS) Cot Girek.
“Tahun 2015 saya mulai tertarik kuliah di bidang manajemen.
Ilmu tersebut sangat saya butuhkan seorang direktur perusahaan, dan juga Ketua Partai di kecamatan,” ujar ayah lima anak itu.
Tahun 2019, Nasrizal diminta oleh partai dan masyarakat untuk mencalonkan diri sebagai calon legislatif,
Tak sia-sia, hasil kerja keras tim dan dukungan masyarakat, Nasrizal berhasil memperoleh satu kursi dengan perolehan suara 3.900 lebih.
“Kemungkinan karena saya sering berhubungan pekerjaan pembangunan, sehingga partai mempercayakan saya sebagai Ketua Komisi IV,” kata Nasrizal.
Baru-baru ini, Nasrizal berhasil menyelesaikan Srata satu (S1) di Prodi Ekonomi Manajemen di Universitas Islam Kebangsaan Indonesia. Bahkan, kini Nasrizal sudah tercatat sebagai mahasiswa pascasarja di ekonomi majemen kampus tersebut.
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Mengawali Karier di GAM Sebagai Penembak Misterius.
Petrus Alias Penembak Misterius Tewaskan Ulama Aceh Rektor UIN Ar Raniry Safwan Idris
Lain kisah dan tidak terkait dengan Penembak Misterius di atas.
Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih, malang sekejap mata, mujur sepanjang hari, begitulah yang terjadi pada ulama satu ini.
Hari itu menjadi waktu ajalnya tiba karena ditembak oleh Petrus alias Penembak Misterius.
Prof Dr Safwan Idris adalah seorang tokoh ulama sekaligus intelektual Aceh yang memiliki serentetan julukan.
