Kondisi Prancis Kacau Balau, Produknya di Boikot Hingga Rusuh Karena Lockdown Covid-19
Diperkirakan pengendara telah menciptakan kemacetan lalu lintas ratusan mil saat mereka melarikan diri ke rumah kedua mereka di pedesaan Prancis.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Prancis mengalami kondoisi yang kacau balau. Setelah produknya diboikot umat Islam, saat ini Covid-19 mengganas di negri mode itu.
Akibat virus corona, Prancis terpaksa Lockdown.
Namun, Lockdown mengakibatkan kepanikan di tengah masyarakat.
Rute keluar dari Paris macet selama berjam-jam karena puluhan ribu orang melakukan upaya terakhir untuk melarikan diri dari ibu kota Prancis sebelum kuncian nasional baru diberlakukan.
Video dan foto menangkap eksodus massal ketika warga Paris berusaha mati-matian untuk mengalahkan jam malam pukul 21:00, dengan Presiden Emmanuel Macron mengunci negara itu dari tengah malam.
Diperkirakan pengendara telah menciptakan kemacetan lalu lintas ratusan mil saat mereka melarikan diri ke rumah kedua mereka di pedesaan Prancis.
Itu terjadi ketika orang yang bersuka ria juga menghabiskan satu malam terakhir di bar dan restoran sebelum mereka tutup setidaknya selama sebulan, sementara juga menghabiskan beberapa jam terakhir dengan keluarga dan teman yang mungkin tidak mereka temui selama berminggu-minggu.
Para pembeli yang panik melanda supermarket Prancis, menimbun makanan yang tidak mudah rusak dan tisu toilet, sementara banyak yang mengantri di luar tukang cukur untuk potong rambut terakhir, dan pekerja kantor memasukkan peralatan kerja ke dalam mobil dan kereta api.
"Saya sedang persediaan, karena kami tidak tahu kapan ini akan berakhir," kata pembelanja Paris Catherine Debeaupuis kepada Daily Mail.
Penguncian membuat Prancis memutar jam kembali ke musim semi ketika sebagian besar dunia terpaksa tetap di rumah kecuali dalam keadaan penting - dengan pembatasan berlaku hingga 1 Desember paling awal.
Dalam tindakan kejam yang hanya bisa dibayangkan Inggris - bahkan pada bulan Maret - Prancis juga diharuskan membawa dokumen yang menyatakan alasan untuk keluar atau mengambil risiko tindakan polisi yang cepat.
Sementara itu, masker sekarang harus diperingatkan oleh anak-anak berusia enam tahun, meski sekolah tetap buka.
Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron dikecam umat Islam di seluruh penjuru dunia Islam usai sikapnya yang membela penghina Nabi Muhammad.
Namun, di tengah isu penghinaan agama di Prancis yang menyulut kemarahan umat Islam dunia, Prancis sedang berjuang untuk selamat dari Covid-19.
Tampaknya, sudah saatnya seluruh dunia untuk kembali bersatu melawan Covid-19, alih-alih saling menghujat.
