Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pasien Covid-19 Dibiarkan Mati Kelaparan di Fasilitas Karantina Korut

Apakah ini benar atau tidak, ekonomi Korea Utara telah terpukul oleh pandemi dunia setelah menutup perbatasannya.

Capture YouTube The Sun
Kim Jong Un menangis 

Apakah ini benar atau tidak, ekonomi Korea Utara telah terpukul oleh pandemi dunia setelah menutup perbatasannya.

Ini di atas sanksi internasional yang dijatuhkan atas program senjata nuklir dan rudal balistiknya.

PBB memperkirakan 40 persen penduduk negara itu menghadapi kekurangan pangan.

Tangisan Kim Jong Un

Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) yang dikenal sebagai diktator dan bertangan besi, Kim Jong Un pun memiliki sisi lain.

Dikenal kejam terhadap para pengkritiknya, Kim Jong Un ternyata memiliki hati yang lembut.

Ia bahkan menangis saat menyampaikan pidato di parade militer Korea Utara.

Kim mengakui di hadapan mereka yang berkumpul bahwa dia telah mengecewakan mereka.

Melansir Mirror Daily, dalam sebuah pertunjukan yang emosional, Kim Jong Un mengungkapkan permintaan maaf karena tidak melakukan cukup banyak untuk membebaskan rakyat Korut dari kesulitan yang membelit hidup mereka.

Dia mengatakan, Korut telah menghadapi "tantangan berat", "cobaan yang tak terhitung jumlahnya" dan "bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya", termasuk mencoba mengatasi pandemi virus corona.
Kim menyampaikan pidatonya dalam acara parade unjuk kekuatan untuk menandai peringatan 75 tahun partai Buruh yang berkuasa.

Mirror Daily memberitakan, pemimpin tertinggi Korut Kim Jong Un tampak melepas kacamatanya dan menyeka air matanya.

Para ahli menilai itu adalah cerminan sebenarnya dari tekanan yang dia alami.

Menurut sebuah terjemahan di Korea Times, dia berkata: “Masyarakat telah menaruh kepercayaan, setinggi langit dan sedalam laut, pada saya, tapi saya telah gagal untuk menjalaninya dengan memuaskan. Saya sangat menyesal untuk itu."

“Meskipun saya dipercayakan dengan tanggung jawab penting untuk memimpin negara ini, upaya dan ketulusan saya belum cukup untuk menyingkirkan warga dari kesulitan dalam hidup mereka."

Kim kemudian bertepuk tangan, yang kemudian diikuti oleh para masyarakat yang hadir di Lapangan Kim Il Sung. Sebagian ada yang menangis dan tampak sesenggukan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved