Warga yang Dilaporkan Hilang 3 Bulan Lalu Ternyata Dihabisi Tukang Bakso Ini, Keluarga: Hukum Mati
Kepada wartawan, Juana mengakui dirinya nekat menghabisi nyawa Muhamad Syarifudin alias Didin, lantaran dipaksa melakukan hubungan sesama jenis.
"Kalau ini (pembunuhan D) enggak ketahuan, kakak saya juga enggak ketahuan karena dikuburnya rata. Enggak akan ketahuan siapa pun. Orangnya (J) sudah terlatih, sudah berencana," ungkap Rina Sari, adik kandung Didin.
Beberapa bulan lalu, saat mencari keberadaan Didin, abangnya, Rina Sari sempat menyambangi kediaman Juana di Gunung Pongkor.

Didin yang usianya lebih tua, selama ini dikenal Rina Sari amat dekat dengan Juana, seperti kakak sendiri.
"Dicariin kerjaan, dikasih duit, apa yang dia (J) mau, diturutin, sampai warung dijual setengah," kenang Reni.
Ketika mampir ke rumah Juana di Gunung Pongkor, Reni tak menaruh curiga apa pun.
Juana bahkan sempat menemaninya mencari Didin menggunakan sepeda motor.
Padahal, waktu itu, Didin sudah tewas dibunuh dan mayatnya telah dipendam.
"Si J ikut mencari. Selalu ikut cari, seperti orang enggak bersalah. Datar saja," ujar Rina.
Rina Sari kini berharap, J memperoleh karma setimpal. Ia ingin J dihukum seberat-beratnya.
"Hukum seberat-beratnya. Kalau bisa, hukum mati. Kan dia bisa matiin abang saya, abang sendiri, hukum mati lah," ungkap Rina Sari.
Seandainya pengadilan tak menjatuhkan vonis mati kepada J, Rina Sari berharap si tersangka yang kini meringkuk di sel tahanan Polres Metro Depok itu dipenjara seumur hidup.
Menurut Rina Sari, J pemuda yang berbahaya.
"Penjara saja seumur hidup. Karena, kalau dia keluar, dia itu psikopat. Dia bisa bunuh keluarga," ucapnya.
Juana Meminta Maaf
Sementara itu, Juana hanya bisa melontarkan kata-kata bernada penyesalan selain maaf, maaf, dan maaf ketika digelandang polisi.