Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Calon Kepala Daerah Wajib Tahu! Seorang Pemulung di Solo Tambal Jalan Dengan Uangnya Sendiri

Para Calon Kepala Daerah yang kini sedang rebutan untuk duduk di kursi nomor satu di Provinsi, kabupaten/ Kota wajib tahu kisah ini.

Editor: Ilham Yafiz
Tribunsolo.com / Ilham Oktafian
Mulyadi membawa sepeda onthel kesayangannya dan bronjong berisi sampah daur ulang di Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Senin (23/11/2020), Ia merelakan uangnya untuk membiayai penambalan jalan. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Para Calon Kepala Daerah yang kini sedang rebutan untuk duduk di kursi nomor satu di Provinsi, kabupaten/ Kota wajib tahu kisah ini.

Kisah seorang pemulung yang setiap hari memperbaiki jalan rusak dari uang dan usahanya sendiri tanpa berkoar-koar dengan sikap dan jasanya.

Ini dia kisah pemulung berhati besar di Kota Solo tempat Gibran, Anak Presiden Jokowi Mencalonkan diri menjadi Walli Kota.

Rumah Mulyadi (45) di Desa Mayang, Kecamatan Gatak, Sukoharjo jauh dari kata mewah.

Ya, pemulung yang tiap hari memperbaiki jalan rusak dengan uang pribadinya itu hidup sederhana.

Ia tinggal bersama mertuanya, rumah Mulyadi sendiri berada di bagian paling depan.

Saat TribunSolo.com berada di lokasi, tampak bagian depan dipenuhi hasil rongsokannya, mulai dari bahan plastik sampai besi.

Beberapa hasil rongsokan yang sudah dipilah ia letakkan di dalam karung dan siap untuk ditukar dengam sejumlah uang.

Di samping gunungan rongsokan itu, Mulyani dan kelima anaknya beristirahat.

Untuk tidur, mereka berada di salah satu kamar yang hanya beralaskan semen.

Dinding dari kediamannya pun hanya terpasang triplek.

Sikap sederhana yang dilakoni Mulyani rupanya bukan tanpa sebab.

Ia yang lahir di Sragen mengaku sudah terbiasa hidup susah dengan segala keterbatasannya.

"Saya dari kecil hidup di desa, setelah orangtua meninggal, saya yang masih kecil menumpang di rumah kakak saya, setelah itu saya merantau ke Solo dari tahun 1988 hidup menggelandang," katanya Senin (23/11/2020).

Beberapa tahun kemudian, ia menikah dan tinggal di Mayang, Gatak, Sukoharjo.

"Kalau saya memulung ini dianggap susah, rasanya lebih susah saat saya dulu menggelandang," aku dia.

"Saya sudah bersyukur seperti ini," imbuhnya.

Penghasilan Minim, Masih Mau Peduli Lingkungan

Dia menyisir jalan dengan sapu lidinya.

Pria itu bernama Mulyadi (45), seorang pemulung yang tanpa pamrih membersihkan jalan di kawasan Goro Assalam, Kartasura, Sukoharjo.

Tak cukup membersihkan, Mulyadi bahkan menambal jalan berlubang dengan semen yang ia beli dari hasil ia memulung.

Lantaran penghasilan hariannya hanya Rp 30 ribu, Mulyadi pun hanya mampu membeli semen eceran.

Sisanya, ia berikan untuk kebutuhan seorang istri dan lima anaknya.

"Kadang pengen beli semen yang banyak, tapi uangnya tidak cukup. Ini saya beli semen plastikan mepet untuk kebutuhan anak istri," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Senin (23/11/2020).

Saban hari membersihkan jalan selama 2 tahun bukan perkara mudah.

Pahit getir ia rasakan, mulai dari dianggap gila sampai dimarahi oleh istrinya sendiri.

"Kadang ada warga yang menuduh saya minta sumbangan, padahal dari dulu saja ikhlas tidak mengharap bantuan apa-apa," ujar Mulyadi.

"Istri saya juga sering tanya, Pak uang hasil ngerosok kok dibelikan semen? Disitu kadang saya miris, tapi yang terpenting niat saya untuk Allah," terangnya.

Tak hanya jalan pintas menuju Slamet Riyadi yang ia perbaiki.

Selokan yang berada disamping jalan tersebut pun tak luput ia bersihkan.

Ia mengaku ingin mengetuk hati warga maupun pengendara yang kerap sembarangan membuang sampah.

"Saya berharap jalan ini diperhatikan. Saya orang tidak punya, hanya bisa membantu sebisanya," tutupnya.

Baca juga: DETIK-DETIK Satu Keluarga Tertangkap Kamera CCTV Curi Kotak Amal: Anak & Istri Ikut

Baca juga: Dianiaya, Wanita Ini Ajak Suami Sah Laporkan Pria Selingkuhannya ke Polisi, Ya Terbongkarlah Semua

Kerap Sakit

Mulyadi (45) seorang pemulung yang saban hari menambal jalan umum dengan uang pribadinya di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo rupanya menderita beberapa penyakit.

Di antaranya sakit ginjal dan asam lambung.

Tak jarang, sakit itu kerap terasa saat ia memulung.

"Asam lambung dan ginjal, kalau ginjalnya sudah mulai enakan. Kalau yang asam lambung belum," ujar dia kepada TribunSolo.com, Senin (23/11/2020).

Sebisa mungkin, ungkap Mulyadi orang lain tak mengetahui apa yang ia rasakan.

Ia merasa sungkan dan tak ingin merepotkan orang lain.

Karena yang terpenting anak istrinya dapat makan lewat jerih payahnya.

"Setiap saya memulung kadang menahan sakit maag, tapi saya tahan tahan untuk biaya anak istri dan membeli semen ini," ungkapnya.

Kendati demikian, dalam sekali waktu Mulyadi tak kuasa menahan rasa sakitnya.

Ia pernah ambruk saat membersihkan jalan, Mulyadi lantas dibawa ke puskesmas untuk mendapat pengobatan.

"Sebenarnya saya ingin berobat tapi tidak punya uang, bisanya dibantu sama orang lain," katanya.

Pernah Temukan Uang Rp 15 Juta

Di balik sosoknya yang rela menambal jalanan di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Mulyadi ternyata punya kisah mengaduk-aduk perasaan.

Pemulung 45 tahun itu masih ingat, kala itu saat menambal jalan, ada sebuah dompet yang tiba-tiba jatuh.

Mulyadi yang mengetahui, lantas mencoba memanggil pengendara yang masih terlihat punggungnya tetapi tidak mendengarnya.

"Itu kejadiannya tahun 2018, saat saya panggil tidak mendengar," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (23/11/2020).

Baca juga: Viral, Mulyadi Si Pemulung yang Sering Perbaiki Jalan Rusak Pakai Uang Pribadi, Banjir Doa Netizen

Setelah dibuka, ternyata dompet itu berisi uang yang tak sedikit, yakni Rp 15 juta.

"Uangnya banyak, saya lalu mikir kalau uang sebanyak ini pasti untuk kebutuhan yang penting, akhirnya saya tunggu sampai pemiliknya mengambil," paparnya.

Dengan sikap jujurnya, Mulyadi menunggu pengendara tersebut sampai sadar dompetnya terjatuh.

Bahkan, ia menanti dari pagi sampai waktu magrib dan berdiam diri di Jalan Raya Solo-Semarang, depan Goro Assalam Sukoharjo.

"Akhirnya orangnya kembali, dia orang Klaten," katanya.

"Saya dikasih imbalan tapi tidak mau, saya ikhlas," imbuhnya.

Kendati demikian, warga Klaten yang dompetnya terjatuh sengaja menyempatkan melewati jalan tersebut untuk memberi makanan pada Mulyadi atau sedekah lain.

"Dulu pernah dikasih uang Rp 150 ribu, yang Rp 50 ribu saya kasih istri saya yang Rp 100 ribu saya belikan semen," ungkapnya.

Bukan sekali dua kali, ia mengaku pernah menemukan dompet maupun barang lain yang terjatuh di jalan tersebut.

"Setiap ada barang jatuh saya tunggu sampai pemiliknya mengambil, walaupun saya pemulung tapi saya mencoba jujur dan tidak mau mengambil milik orang lain," tandasnya.

Potret rumah Mulyadi (45) di Desa Mayang, Kartasura, Sukoharjo saat ditemui TribunSolo.com, Senin (23/11/2020).
Potret rumah Mulyadi (45) di Desa Mayang, Kartasura, Sukoharjo saat ditemui TribunSolo.com, Senin (23/11/2020). (Tribunsolo.com / Ilham Oktafian)

Baca juga: Hujan Sebentar Sebagian Kota Padang Kembali Terendam, BPBD Ingatkan Bahaya Longsor

Baca juga: Bikin Ngakak, 2 Pemuda di Inhil Jual Sepeda Motor Curian di Grup FB yang Anggotanya Polisi

Dua Tahun Menambal Jalan

Meskipun di tengah keterbatasan, Mulyadi ringan tangan layaknya sosok berhati malaikat.

Ya, pria 45 tahun itu tanpa pamrih menolong banyak orang melalui aksi tak biasanya.

Saban hari, pria yang berprofesi sebagai pemulung itu membersihkan jalan yang biasanya dilewati pengendara, di antaranya di kawasan Goro Assalam.

Tak hanya membersihkan, Mulyadi pun menambal jalan yang rusak dengan semen menggunakan uang pribadinya dari hasil memulung.

Ia mengaku ikhlas dan tak mengharap sepeser pun dari warga sekitar maupun pengendara yang lewat.

Sembari menambal jalan, ia mengaku sudah mengerjakan hal itu selama hampir 2 tahun.

Saban pagi, Mulyadi berangkat dari Desa Mayang, Kecamatan Kartasura, menuju jalan kecil depan Goro Assalam yang jaraknya 4 km itu.

Ia berangkat menggunakan sepeda onthel buntutnya, lengkap dengan beronjong.

Kedua beronjong itu berisi barang rongsokan hasil ia mulung, dan semen untuk menambal jalan yang berlubang.

Perbuatan yang dilakoni Mulyadi rupanya bukan ujug-ujug.

Ia mengaku mempunyai pengalaman buruk di jalan tersebut.

"Dua tahun lalu saat saya pulang merosok lewat jalan sini, saat itu jalannya masih sempit, pas saya simpangan dengan mobil dan jalan ini rusak saya jatuh terjungkal," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Senin (23/11/2020).

Dengan kejadian itu, hatinya Mulyani kemudian tergerak.

"Saat itulah hati saya terketuk untuk membenahi jalan ini. Saya ingin menolong sesama manusia, karena saya tidak punya uang, saya hanya punya tenaga untuk membenahi jalan ini," terangnya.

Membenahi dan membersihkan jalan kecil itu rupanya tak semulus apa yang dibayangkan.

Cuaca dan pengendara yang lewat membuat tambalannya terasa sia-sia.

"Kadang kalau hujan deras semennya langsung hanyut. Tapi tidak apa apa saya ikhlas," aku dia.

Pria beranak 5 itu akan terus menambal jalan tersebut, sampai tak ada orang jatuh terjungkal seperti yang ia rasakan.

"Semoga warga sini terbuka hatinya untuk membenahi jalan ini, kasian kalau orang naik sepeda lewat sini," harapnya.

( Tribunpekanbaru.com )

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Potret Rumah Pemulung yang Perbaiki Jalan Rusak Pakai Uang Pribadi: Dinding Triplek, Lantai Semen, https://solo.tribunnews.com/2020/11/23/potret-rumah-pemulung-yang-perbaiki-jalan-rusak-pakai-uang-pribadi-dinding-triplek-lantai-semen?page=all.
Penulis: Ilham Oktafian
Editor: Ryantono Puji Santoso

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved