Kisah Kelam Perempuan Pekerja di Lahan Sawit, Diperkosa Bos hingga Keguguran dan Takut Dipecat
Gadis itu mendeskripsikan jika majikannya memperkosanya di tengah pepohonan tinggi di perkebunan sawit di salah satu wilayah di Indonesia.
Dalam industri ini, perempuan dibebani dengan beberapa pekerjaan yang paling sulit dan berbahaya di industri tersebut.
Mereka menghabiskan berjam-jam di air yang tercemar oleh bahan kimia dan membawa beban yang sangat berat sehingga seiringkali berimplikasi pada rahim mereka.
Selain itu banyak perempuan yang dipekerjakan oleh subkontraktor dengan jam kerja setiap hari tanpa tunjangan, melakukan pekerjaan yang sama untuk perusahaan serupa selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun.
Mereka sering bekerja tanpa bayaran demi membantu suami memenuhi kuota harian yang tidak mungkin dilakukan.
“Hampir setiap perkebunan memiliki masalah terkait perburuhan,” kata Hotler Parsaoran dari kelompok nirlaba Indonesia Sawit Watch.
Kelompok ini telah melakukan investigasi ekstensif atas pelanggaran di sektor minyak sawit.
"Tapi kondisi pekerja perempuan jauh lebih buruk daripada laki-laki.”
Parsaoran mengatakan hal tersebut adalah tanggung jawab pemerintah, petani, pembeli multinasional besar, dan bank yang membantu mendanai ekspansi perkebunan.
Mereka diharapkan dapat mengatasi masalah yang terkait dengan minyak sawit.
Minyak sawit sendiri terdapat di hampir produk perawatan pribadi, mulai dari maskara dan sabun hingga krim anti penuaan dini.
AP mewawancarai lebih dari tiga lusin perempuan dan anak perempuan dari setidaknya 12 perusahaan di seluruh Indonesia dan Malaysia.
Pemerintah Malaysia mengatakan belum menerima laporan tentang pemerkosaan di perkebunan, tetapi Indonesia mengakui pelecehan fisik dan seksual tampaknya menjadi masalah yang berkembang.
Apalagi sebagian besar korban takut untuk angkat bicara.
Sebanyak 7,6 juta perempuan bekerja di industri sawit
