Ada Kebakaran Hutan di Korea Utara, Kim Jong Un Marah Besar: Takut Api Melahap Situs Rudal
Mengetahui situsnya nyaris dilalap api, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dikabarkan marah dan bakal mengambil tindakan tegas.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Seorang rakyat Korea Utara ( Korut) mengaku takut kehilangan nyawa.
Hal ini menyusul kebakaran hutan.
Adapun lokasi kebakaran ini mengancam situs peluncuran rudal yang penting.
Sumber negara itu menuturkan, kebakaran terjadi di dekat kawasan "Situs Peluncuran Rudal Nomor 2" yang berada di perbatasan China.
Mengetahui situsnya nyaris dilalap api, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dikabarkan marah dan bakal mengambil tindakan tegas.
Kepada Daily NK, warga anonim itu mengungkapkan kebakaran hutan itu membuat pohon yang ditanam sejak delapan tahun silam jadi abu dalam sekejap mata.
Baca juga: Petir Menyambar Saat Pelajar SMK Ini Asyik Main Video Game Online, Nyawanya Tak Tertolong
Baca juga: VIRAL VIDEO Detik-detik Mobil Pickup Terguling ke Jurang, Sopir Ngebut Saat Warga Bersihkan Longsor
Baca juga: India Dituding Sponsori Terorisme di Kashmir, Pakistan Lapor ke PBB
Untuk menyelamatkan situs rudal itu, warga setempat pun dikerahkan untuk memadamkan api.
Pyongyang juga mengerahkan tentara dan mengumumkan status darurat nasional.
Sumber itu mengatakan, orang yang bertanggung jawab "terancam kehilangan nyawa", tak peduli kebakaran itu disengaja ataukah bencana alam.
Analis Korut Jacob Bogie menuturkan, kabar itu merujuk ke Situs Peluncuran Satelit Sohae, sekitar 96 km dari perbatasan China.
Stasiun itu disebut berperan penting dalam pengembangan Hwasgon-16, rudal balistik antar benua yang tercatat terbesar di dunia.
Baca juga: Tempat Penahanan Jadi Polemik, Millen Cyrus Akan Dipindahkan ke Sel Tahanan Politik
Baca juga: Setahun Digauli, TERBONGKAR Siswi SMP Diperkosa 10 Pria: Dua Pelaku Berusia 70 Tahun
Bogie menjelaskan, status Sohae begitu penting karena selain dekat dengan pusat industri, fasilitas itu punya kemampuan superior dibanding lokasi pertama, Tonghae.
"Meski namanya stasiun peluncuran satelit, dan memang mereka mengirim satelit, tempat itu juga punya andil dalam program rudal Kim Jong Un," paparnya.
Dilansir Daily Mirror Selasa (24/11/2020), Sohae menjadi bagian dari pembicaraan denuklirisasi antara AS dengan Korea Selatan.
Pada 2018, Kim sempat menjanjikan pelucutan parsial Sohae sebagai bagian dari upaya agar AS bersedia mencabut sanksi internasional.
Namun seiring dengan kolapsnya pertemuan Kim dan Presiden Donald Trump di 2019, fasilitas itu dibangun lagi dan melakukan tes mesin pada Desember 2019.
Baca juga: Novel Baswedan Tangkap Edhy Prabowo, Juga Keluarga, KPK: Diduga Terlibat Suap Ekspor Benuh Lobster
Baca juga: Arief Poyuono Sebut Penangkapan Edhy Prabowo Bisa Berimbas Pada Prabowo Subianto dan Gerindra
Bogie berujar, seiring dengan status Tonghae yang hanya dijadikan sebagai lokasi pengganti, maka dependensi Korut pada Sohae semakin besar.
Sohae menjadi tempat favorit karena mampu menggelar uji coba mesin berukuran besar, yang menopang program persenjataan Korea Utara.
"Jika resmi beroperasi, Hwasgon-16 bakal menjadi rudal balistik antar benua (ICBM) terbesar yang pernah ada di muka Bumi ini," jelasnya.
Selain misil, Kim Jong Un juga dilaporkan punya ketertarikan personal dengan upaya penghijauan kembali. Bahkan, dia menciptakan biro khusus untuk masalah tersebut.
Karena itu, kabar kebakaran hutan yang mengancam keberadaan "Situs Rudal Nomor 2" dianggap oleh Kim sebagai "isu nasional".
Sumber militer kepada Daily NK mengisahkan, pakar dari departemen kehutanan sampai dikirim dari Pyongyang untuk menentukan penyebabnya.
"Kader setempat yang menangani lokasi kejadian harus tunggang langgang berusaha menyelamatkan diri karena sudah menyebabkan kepanikan nasional," ujar si sumber.
Selain warga, pemerintah Korut juga mengerahkan militer, baik dari Korps Kedelapan Provinsi Pyongan Utara, Kementerian Keamanan Negara, dan Kementerian Keamanan Sosial.
Pasukan dari kamp terdekat dan helikopter juga diterbangkan dari Pangkalan Udara Cholsan untuk memadamkan api, di mana upaya mereka berhasil dalam waktu tiga jam.
Karena situsnya tak mengalami kerusakan berarti, pemerintah pusat bisa menjatuhkan hukuman kepada pelaku utama atau pejabat tinggi.
"Namun, rakyat yang tidak bersalah juga bisa dieksekusi mengingat fasilitas itu sangat penting bagi negara," papar sumber tersebut.
Bogie kemudian menjabarkan jika kebakaran itu sampai menyentuh Sohae, maka tempat luncur satelit, bangunan uji coba mesin, dan gedung pendukung lain bakal terbakar.
"Api kecil saja bisa menghancurkan kemampuan rezim selama bertahun-tahun. Apalagi jika sampai rutin terjadi karena perubahan iklim," kata Bogie.
