Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Tiba-Tiba China Tuding Covid-19 Berasal dari India: Tim Ilmuwan Pakai Data Ilmiah

ilmuwan China telah memicu kemarahan dengan merilis laporan yang mengklaim virus corona mungkin berasal dari India atau Bangladesh.

AP VIA ABC INDONESIA
Perjalanan wisata secara massal dilarang di beberapa negara, tapi tidak China. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Hubungan China dan India hingga saat ini masih memanas. Meski mereda, namun hubungan kedua negara seperti api dalam sekam.

Akibat hubungan yang terus memburuk, India pun memboikot sejumlah produk dan perusahaan China.

Cukup buruk dampaknya bagi China yang memandang India sebagai sasaran pasar, mengingat India merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia.

Baru-baru ini, ilmuwan China telah memicu kemarahan dengan merilis laporan yang mengklaim virus corona mungkin berasal dari India atau Bangladesh.

Hal ini sangat bertentangan dengan konsensus global saat ini, bahwa virus tersebut pertama kali muncul di China menjelang akhir 2019.  

Namun klaim China tersebut dikritik habis-habisan oleh sejumlah ilmuwan di seluruh dunia.

Dilansir dari Daily Express, laporan baru ini dibuat oleh tim peneliti di China.

Baca juga: Saat Mengemis Ibu Tak Sadar Bayi 2 Tahun dalam Gendongannya Sudah Meninggal Dunia, Dikira Cuma Tidur

Baca juga: Edhy Prabowo Serahkan Surat Pengunduran Diri, Siapa Yang Akan Ditunjuk Presiden Sebagai Menteri KKP?

Baca juga: Bandel, Ada Sekolah Swasta di Pekanbaru Masih Belajar Tatap Muka, Disdik Singgung Pencabutan Izin

Ini menyimpulkan Covid-19 kemungkinan besar muncul di India atau Bangladesh, tetapi juga mencantumkan Australia, Rusia, Serbia, Italia, Yunani, AS, dan Republik Ceko sebagai kemungkinan titik awal.

Studi ini mencoba menemukan asal mula virus corona dengan melacak variasi yang sangat kecil dalam DNA virus setiap kali virus menggandakan dirinya sendiri.  

Dengan meneliti kembali mutasi ini, mereka menyimpulkan bahwa virus berasal dari salah satu dari sembilan negara yang tercantum di atas.

Dari jumlah tersebut para ilmuwan menyimpulkan India atau Bangladesh kemungkinan besar, berdasarkan kedekatan geografis mereka dengan China tempat virus pertama kali terdeteksi.

Baca juga: HILANG Misterius,Calon Pengantin Lenyap Jelang Nikah, Benarkah Makhluk Halus Orang Bunian Berperan?

Baca juga: Ongkos Menyeberang Berlipat,Pedagang Sepi Pembeli, Pasang Keling Hantui Warga Pesisir Meranti Riau

Baca juga: Hadiah Langsung Bagi Konsumen Beruntung,Capella Honda Riau Launching All New Scoopy Generasi Terbaru

Laporan tersebut menunjukkan gelombang panas pada awal musim panas 2019, yang dapat meningkatkan interaksi antara manusia dan hewan, mungkin berada di balik virus baru tersebut.

Bunyinya: “Dari Mei hingga Juni 2019, gelombang panas terpanjang kedua yang tercatat mengamuk di India tengah-utara dan Pakistan, yang menciptakan krisis air yang serius di wilayah ini.

“Kekurangan air membuat hewan liar seperti monyet terlibat dalam perebutan air yang mematikan antara satu sama lain dan tentunya akan meningkatkan kemungkinan interaksi manusia-hewan liar.

"Kami berspekulasi bahwa penularan SARS-CoV-2 [dari hewan ke manusia] mungkin terkait dengan gelombang panas yang tidak biasa ini."

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved