Balita Imanuel Masih Hilang, Jasad Ibu dan Bibinya Korban Banjir Medan Dibawa Keluarga Ke Kampung
Hingga Sabtu (5/12) Tim SAR melanjutkan pencarian terhadap dua korban,yaitu bayi laki-laki berusia 2 tahun, Imanuel Jonatan Sihaloho dan Herman (49)
TRIBUNPEKANBARU.COM - Suasana duka masih menyelimuti keluarga korban banjir di Kota Medan, Sumatera Utara.
Ditengah musibah yang mendalam, mereka masih menggantungkan harapan bisa berkumpul dengan keluarga.
Seperti diungkap keluarga korban anak bayi berumur 2 tahun Imanuel Jonatan Sihaloho yang terseret banjir bandang di perumahan De Flamboyan, Kelurahan Tanjung Selamat, Medan Tuntungan.
Keluarga masih dalam penantian, harapannya Imanuel bisa kembali bersama mereka.
Imanuel merupakan korban yang dibawa Juwita Simanjuntak (29), ibunya dan Arista Simanjuntak (24), bibinya.
Kedua orangtua itu terlebih dahulu ditemukan pada (4/12/2020) malam.
Baca juga: Video: Mencekam Suasana Banjir di Tanjung Selamat Medan, Kakak Beradik Masih Belum Diketemukan
Baca juga: Banjir di Medan, Balita dan Ibunya yang Hanyut Masih Dalam Pencarian hingga Malam Hari, 5 Meninggal

Paman korban, Risdo Sihaloho menyebut Immanuel bersama ibu dan bibinya saat itu terjebak banjir di jembatan perumahan De Flamboyan.
"Di jembatan itulah rupanya kena hantam dari sungai itu," katanya kepada tribunmedan.id, Sabtu (5/12/2020) di lokasi.
Namun, Risdo mengakui bahwa dirinya masih mencari kebenaran kabar terkait keberadaan anak tersebut.
"Anaknya ada yang bilang dititip, ada yang bilang hanyut sama mamanya. Kami masih berharap bayi itu ditemukan hidup," jelasnya.
Ia membeberkan bahwa anak bayi tersebut sehari-hari memang tinggal bersama ibu dan juga bibinya.
Sedangkan ayahnya bekerja di Kalimantan.
Baca juga: Perahu Tak Muat Saat Evakuasi Banjir di Medan, 6 Orang Termasuk Balita Dilaporkan Hilang
Baca juga: Foto dan Video, Selain Diterjang Banjir, Longsor dan Gempa Bumi Juga Landa Wilayah Sumut
Sementara itu, jenazah ibu Juwita dan bibi korban Arista yang sudah ditemukan akan dibawa ke kampung halaman di Jambi sore hari ini.
"Ayahnya di Kalimantan, balek lagi ke rumah duka mau dibawa ke Jambi, sore baru berangkat," jelasnya.
Risdo menuturkan keluarganya sangat terpukul dengan meninggalnya tiga kerabat keluarganya akibat banjir bandang ini.