Amerika Serikat Terapkan Upaya Darurat Hadapi Perang Siber Seluruh Kemeterian Mereka
Amerika Serikat sedang menghadapi serangan siber, perang dunia maya pun terjadi, dan sejumlah kementerian negara adidaya tersebut kewalahan
TRIBUNPEKANBARU.COM - Amerika Serikat sedang menghadapi serangan siber, perang dunia maya pun terjadi, dan sejumlah kementerian negara adidaya tersebut kewalahan mengahdapi serangan.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) langsung menerapkan langkah darurat setelah mendapat serangan siber.
Amerika Serikat menghentikan penggunaan program dari SolarWinds Orion IT.
Serangan siber di Amerika Serikat berhasil membobol situs sejumlah instansi pemerintahan. Media AS menyebut ada dua kementerian yang tekena serangan hacker. Sejumlah media menyebut si peretas ada kaitannya dengan Rusia.
Langkah darurat itu langsung diumumkan oleh Badan Keamanan Infrastruktur dan Keamanan Siber (CISA).
CISA menyatakan, mereka langsung memerintahkan semua kementerian dan lembaga negara berhenti menggunakan produk SolarWinds Orion IT.
Pasalnya, peretas yang disebut membobol kementerian AS disebut menggunakan celah pada pembaruan program dan mengakses informasi internal. "Bobolnya SolarWinds' Orion Network Management Products tak bisa diterima karena menyangkut keamanan jaringan federal," kata Penjabat Direktur CISA, Brandon Wales.
Dia menjelaskan, arahan untuk menghentikan SolarWinds Orion adalah bentuk mitigasi mencegah pembobolan baik di sektor negara maupun swasta. Sebelumnya, Washington mengakui jaringan komputer mereka terkena serangan siber, dengan CISA menyebut mereka tengah melakukan pengusutan.
Baca juga: Dua Pelaku Penyebar Video Syur Mantan Anggota DPRD Jadi Tersangka, Ini Penjelasan Polisi
Baca juga: Ambon Bawa Grup Musik ke Siak Riau, Hari Ini Pembukaan Rakernas Jaringan Kota Pusaka Indonesia
"CISA menyediakan bantuan teknis bagi entitas terdampak di tengah upaya mereka mengidentifikasi dan mencegah potensi bobol," jelas juru bicara itu.
Sementara SolarWinds Orion mengakui, peretas memanfaatkan celah dari pembaruan produk mereka yang rilis antara Maret dan Juni. "Kami diberi tahu serangan ini dilakukan negara asing dan dimaksudkan sebagai eksekusi yang sempit, sangat akurat, dan dilakukan secara manual," kata SolarWinds.
Peretasan itu dilakukan secara luas, di mana perusahaan ternama di bidang keamanan siber, FireEye, dilaporkan juga diserang. Sistem pertahanan (firewall) disebut sudah dibobol oleh hacker canggih, yang mencuri program untuk mengecek sistem komputer.
FireEye sudah memeringatkan bahwa serangan tersebut diduga dilakukan oleh pemerintah negara lain, dan diprediksi menyasar target lebih tinggi di seluruh dunia.
Baca juga: Tak Sengaja Lihat Manajernya Mandi, Berujung Petaka Bagi Wanita Ini
Baca juga: Amerika Babak Belur Diserang Hacker, Pakar Keamanan Kewalahan Mengatasinya
Dalam rilisnya, FireEye mengatakan korban dari serangan siber itu termasuk pemerintah, perusahaan konsultan, hingga teknologi di Amerika, Eropa, hingga Timur Tengah.
Microsotf juga memeringatkan penggunanya, terutama yang merasa sebagai "target bernilai tinggi", untuk waspada terhadap rencana tersebut. Media AS melaporkan, Badan Penyelidik Federal (FBI) menyelidiki badan intelijen luar negeri Rusia, SVR, sebagai dalangnya.
Diwartakan AFP Senin (14/12/2020), serangan yang salah satunya menyasar Kementerian Keuangan AS sudah berlangsung berbulan-bulan.