Jaring Belat, Alat Tangkap Ikan Tradisional Suku Duanu, Pertahankan Tradisi Gantungkan Hidup di Laut
Alat-alat tradisional tangkap ikan Suku duanu Inhil Riau berupa jaring belat. Jaring ini terbagi menjadi dua jenis
Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: Nurul Qomariah
"Alat penangkap ikan bernama belat, pembuatannya memakan waktu selama dua hari dengan panjang 50 meter,” ujarnya.
Menurutnya, inilah alat yang digunakan oleh masyarakat dalam menangkap ikan, di mana ikan hasil tangkap tersebut akan di jual untuk membantu kehidupan sehari - hari.
Ikan hasil tangkapan berupa ikan belanak, ikan gelamak podek, ikan Sembilang, belulang dan udang.
Selain belat, Suku Duanu juga dikenal pintar merajut jaring penangkap ikan, jaring ini dianyam dengan kepanjangan sekitar 50 meter.
Alat jaring ini digunakan di dalam air ketika air surut.
Sedangkan tempat tinggal suku Duanu pada dahulunya menggunakan bahan dari kayu bakau, dengan atap rumah dan dinding menggunakan atap daun yang terbuat dari daun nipah.
Daun nipah diambil dari yang hidup dipinggir bibir pantai.
Daun ini dirajut dan dianyam menggunakan tulang berupa bambu atau kayu.
Dalam satu hari menurutnya, masyarakat duanu dalam satu hari bisa menghasilkan 100 keping atap dengan harga jual seharga Rp 2.000 per keping.
Satu lagi hal yang unik menurut Ahmad, masyarakat Suku Duano juga pandai membuat tengkalang (bakul) yang merupakan tempat ikan atau kerang hasil tangkapan.
Namun di zaman modern sekarang, alat ini menurutnya sudah jarang digunakan oleh masyarakat.
Terakhir alat ini menurutnya digunakan pada tahun 1985.
“Masyarakat sudah maju, mereka sudah menggunakan alat yang terbuat dari bahan plastik. Apalagi alat tengkalang ini cuman bisa bertahan 3 bulan, dan tengkalang ini tidak bisa bertahan lama," tutupnya.
Bupati Inhil Dukung Ikatan Duanu Riau
Bupati HM Wardan atas nama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indragiri Hilir (Inhil) menyambut baik, mendukung dan mengapresiasi atas hal - hal yang membawa pengaruh positif bagi masyarakat Duanu.