Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Wah, Diskes PelalawanTak Lagi Lakukan Tracing,Padahal Kasus Baru Covid-19 Muncul Tiap Hari,Kok Bisa?

Asril beralasan, penelusuran mulai di kurangi sejak Satgas Covid-19 Riau tidak lagi memerintahkan untuk menggelar swab test massal

Penulis: johanes | Editor: Nurul Qomariah
CDC
Virus Corona 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PANGKALAN KERINCI - Ternyata Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Pelalawan Riau tidak lagi melakukan tracing contact.

Atau penelusuran kontak erat terhadap pasien baru Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang muncul beberapa pekan terakhir ini.

Padahal, kasus baru Covid-19 bertambah setiap hari dengan angka dibawah 10 orang.

Berarti penularan Virus Corona di masyarakat masih terus terjadi dan mengancam setiap orang.

Selama ini, tim Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 melalui Diskes Pelalawan hanya menunggu data dari Satgas Covid-19 Riau dan rumah sakit yang merawat pasien corona.

"Memang saat ini kita tidak melakukan tracing lagi terhadap masyarakat. Kalau dulu setiap yang kontak erat langsung kita swab test dan tunggu hasilnya," terang juru bicara Satgas Covid-19 Pelalawan, Asril M.Kes, kepada Tribunpekanbaru.com Selasa (19/1/2021).

Asril beralasan, penelusuran mulai di kurangi sejak Satgas Covid-19 Riau tidak lagi memerintahkan untuk menggelar swab test massal.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Pelalawan, Asril M.Kes yang juga Kepala Dinas Kesehatan Pelalawan.
(tribunpekanbaru.com/Johannes Wowor Tanjung)
Juru Bicara Satgas Covid-19 Pelalawan, Asril M.Kes yang juga Kepala Dinas Kesehatan Pelalawan. (tribunpekanbaru.com/Johannes Wowor Tanjung) 

Atau meminta menyediakan lokasi karantina bagi pasien Orang Tanpa Gelaja (OTG) Virus Corona.

Selanjutnya adanya kebijakan bahwa kontak erat yang bergejala yang harus dilakukan swab test.

Sedangkan kontak erat tanpa gejala hanya dianjurkan untuk isolasi mandiri saja selama 14 hari.

Ditambah prosedur pemeriksaan sampel swab yang diperketat oleh provinsi yang mengharuskan mengirim daftar orangnya terlebih dahulu barulah dilakukan swab dan sampelnya dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.

Tracing semakin lemah sejak muncul kebijakan rapid test antibodi sebagai skrining awal penularan Covid-19.

Petugas medis menunjukkan contoh (dummy) vaksin covid saat simulasi vaksinasi Covid-19 yang dilakukan di RSI Jemursari, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/12/2020).
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

Ditambah lagi dengan alat rapid test antigen yang tingkat akurasinya antara 70 sampai 90 persen dalam mendeteksi Virus Corona di tubuh manusia.

"Jadi sekarang kita lakukan rapid test antigen saja bagi warga yang kontak erat dan bergejala. Jika tak bergejala cukup rapid test biasa saja dan disarankan isolasi mandiri," ujar Asril.

Hal ini dipandang cukup berisiko mengingat masih ada penambahan pasien baru saban hari.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved