Termakan Hoaks, Panik hingga Takut Disuntik Vaksin Covid-19, Warga Satu Dusun Bersembunyi di Hutan
Mereka panik dan ketakutan setelah mendapatkan berbagai informasi tentang vaksin Covid-19 yang tidak diketahui kebenarannya.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Takut disuntik vaksin Covid-19, sejumlah warga yang tinggal di Dusun II Batu Putih, Desa Alila Timur, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) bersembunyi di hutan.
Mereka panik dan ketakutan setelah mendapatkan berbagai informasi tentang vaksin Covid-19 yang tidak diketahui kebenarannya.
"Mereka sembunyi di hutan karena banyak membaca berita-berita di media sosial dan informasi lainnya sehingga mereka takut," ungkap Kapolres Alor, AKBP Agustinus Christmas.
Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia terus digalakkan menyesuaikan dengan ketersediaan dosis vaksin corona yang ada dan diberikan kepada kelompok-kelompok target seperti direncanakan sebelumnya.
Data Satgas Penanganan Covid-19 menyebutkan, hingga 16 Februari, total jumlah vaksinasi tahap pertama pada tenaga kesehatan (nakes) sudah mencapai 1.120.963 orang dari total target sebanyak 1.468.764 tenaga kesehatan.
Sedangkan target total vaksinasi Covid-19 di Indonesia sebanyak 181.554.565 orang.
• Perusahaan Farmasi Dunia Akan Terkaget-kaget, Terawan Bikin Vaksin Covid Murah Meriah, Tidak Ribet
• MENGENAL Sepak Terjang Pasukan Hacker Korea Utara: Membobol Uang hingga Data Vaksin
• Aduh, Ribka Tjiptaning dan Para Penolak Vaksin Dibayangi Ancaman Penjara, Jokowi Punya Aturan Baru
Agustinus mengatakan saat ini beberapa warga yang bersembunyi di hutan sudah mulai kembali ke rumah.
Namun masih ada sejumlah warga yang bertahan karena ingin menjaga kebun mereka yang berada di dekat hutan.
"Warga yang masih di kebun itu, mereka lagi jaga kebun, karena sebentar lagi musim panen jagung," ungkap Agustinus saat berbincang dengan Kompas.com via telepon, Jumat (19/2/2021).
Menurut Agustinus, warga kembali ke rumah setelah mendapat penjelasan dari polisi dan TNI yang bertugas di wilayah itu.
"TNI dan Polri, kita sinergi untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat agar jangan mudah termakan informasi hoaks yang disebar melalui media sosial," kata dia.
Agustinus berharap, masyarakat yang membaca informasi tak pasti bisa bertanya kepada Bhabinkamtibmas, Babinsa, atau pemerintah desa setempat.
Masyarakat juga diminta tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencega penyebaran Covid-19.
"Disiplin protokol kesehatan bukan hanya supaya terhindar dari operasi atau sanksi, namun sebagai kebutuhan kita untuk sehat," kata Agustinus.
Agustinus pun meminta warga setempat menggiatkan kembali budaya gotong royong sebagai ciri khas masyarakat Indonesia untuk menghadapi pandemi ini.
