Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

ALAMAK! Gerebek Transaksi Narkoba, Sesama Aparat Saling Tembak, Dua Meregang Nyawa

Dua petugas polisi di Filipina tewas dalam baku tembak dengan agen federal lainnya dalam penggerebekan transaksi narkoba di di Quezon City pada Rabu (

Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Rinal Maradjo
Gambar oleh Steve Buissinne dari Pixabay
ilustrasi pistol dan peluru 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Dua petugas polisi di Filipina tewas dalam baku tembak dengan agen federal lainnya dalam penggerebekan Transaksi Narkoba di di Quezon City pada Rabu (24/2/2021).

Dilansir oleh Kantor Berita Filipina (PNA) pada Kamis (25/2/2021), dua petugas Kepolisian Nasional Filipina (PNP) tewas setelah terlibat baku tembak dengan agen dari Badan Penanggulangan Narkoba Filipina (PDEA) di Quezon City pada Rabu malam.

Selain itu, tiga agen PDEA juga terluka parah dalam baku tembak tersebut.

Baku tembak itu bermula saat Polisi dari unit operasi khusus Distrik Kepolisian Kota Quezon melakukan penggerebekan Transaksi Narkoba di tempat parkir sebuah restoran cepat saji.

Dikabarkan, pihak kepolisian sebenarnya mengetahui adanya transaksi yang dilakukan oleh Badan Narkotika Filipina,

namun mereka tetap melakukan pengerebekan lalu melepaskan tembakan.

Bandar Narkoba Ini Dihargai Rp 70 Miliar, Punya Pengaruh Besar, Pernah Kabur dari Penjara

Bandar Narkoba di Riau Terancam Hukuman Mati, Barang Bukti 1,5 Kilogram Sabu-sabu

Napi Lapas Pekanbaru Diduga Terlibat Narkoba Ini Langsung Dipindahkan Ke BPN

Saat ini, pihak berwenang telah melakukan penyelidikan paralel melalui tim gabungan Polisi - Badan Narkotika Filipina dan penyelidikan oleh Biro Investigasi Nasional Filipina.

"Untuk saat ini, petugas Badan Narkotika dipastikan melakukan operasi legal dan tercatat," kata juru bicara PDEA Derrick Carreon.

"Kami serahkan pada Badan Penyelidikan Gabungan. Kami akan melihat dokumennya besok. Untuk saat ini, prioritas kami adalah menangani personel kami yang terluka," kata Carreon.

Sementara itu, Juru bicara Polisi Nasional Filipina Jenderal Ildebrandi Usana mengatakan,

insiden tersebut tidak akan mempengaruhi kelanjutan hubungan operasional dan koordinasi yang telah lama mereka kencangkan dalam memerangi obat-obatan terlarang.

"Dalam konteks tugas, kita tidak terganggu," sebutnya.

"Untuk menentukan kebenaran di balik insiden tersebut, Dewan Penyelidikan gabungan Polisi - Badan Narkotika akan dibentuk untuk menentukan apa yang terjadi dan siapa yang harus dimintai pertanggungjawaban," kata Usana.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah memimpin perang melawan narkoba di negara itu sejak berkuasa pada 2016.

Rodrigo Duterte juga memerintahkan tindakan keras terhadap pengedar dan pecandu narkoba.

Kampanye itu sendiri disertai dengan kekerasan telah menyebabkan ribuan orang tewas.

( Guruh Budi Wibowo / Tribunpekanbaru.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved