UPDATE Peserta Diklat KPA Meninggal Dianiaya Senior, Orangtua Rifaldi Tak Terima, Lapor ke Polisi
Rifaldi meninggal dianiaya dan disiksa oleh seniornya yang menjadi panitia saat diklat di Batu Putih, Kecamatan Burau
Aditya mengatakan ia ikut karena informasinya untuk mendaki atau camping.
Ia tidak berfikir saat tiba dilokasi akan dipukuli atau disiksa. Ia mengaku dipukuli pada bagian muka, kaki, pantat dan lengkap juga dengan tendangan yang diterima.
Aditya dan rekannya takut bertanya atau melawan saat dipukul.
"Karena kalau bertanya ki semakin dipukul ki. Pokoknya kami diam saja dipukul," kata Aditya, siswa SMPN 3 Wotu ini.
Ibu Aditya yang mendampingi anaknya saat diwawancarai itu, meminta anaknya jujur dan bicara apa adanya perihal apa yang dialami saat mengikuti diklat.
Aditya kemudian menceritakan hal menyedihkan yang diterima almarhum Rifaldi saat mengikuti diklat KPA Sangkar Luwu Timur ini, hingga akhirnya meninggal.
"Semua badannya dipukul (Rifaldi), kan tidak mampu mi kasian jalan. Mau ka bertanya begitu sama senior ku kasih pulang mi saja itu (Rifaldi) kasian karena nda mampu mi jalan. Mau ka bertanya begitu na saya juga dipukul nanti, bae tersiksa sekali ki," katanya.
Yang paling menyedihkan kata Aditya saat malam terakhir perihal kondisi dan perlakuan yang dialami almarhum dari senior.
"Saya lihat jelas itu pas hari terakhir, malamnya. Disuruh berdiri (Rifaldi) tidak bisa mi berdiri, dibakar mi (kakinya) pakai bara-bara api," ujar Aditya.
Tidak sampai disitu, setelah kaki Rifaldi dibakar pakai bara api oleh senior, dada Rifaldi lalu ditendang dan disuruh untuk berdiri.
"Yang jelasnya pendiri itu pelakunya (yang bakar kaki dan tendang dada Rifaldi," kata Aditya.
Menurut Aditya, Rifaldi saat ditanya apakah masih bisa, terpaksa menjawab masih semangat agar tidak dipukuli.
"Sedangkan saya juga tidak bisa mi ka, tapi takut ka, satu kali ki bilang begitu, ditempeleng ki, teman ku bilang pulang, ditempeleng pakai eiger, mukanya, telinganya sampai bernanah," ujarnya.
Ketua KPA Sangkar Luwu Timur, Darwis mengatakan pihaknya hanya memberikan hukuman berupa pembinaan kepada peserta diklat berjumlah 14 orang.
Pembinaan yang diberikan hanya berupa push up dan guling-guling. Darwis membantah kalau melakukan kekerasan fisik.
