Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Gadis Kecil Di Medan Ini Ceritakan Detik-detik Ia Digauli Oleh Oknum Guru PNS Di Buku Tulisnya

Korban bernisial NS pun menulis tangan di dalam bukunya tersebut, tentang isi curhatan kejadian peristiwa yang dilakukan ayah kandungnya itu.

Istimewa
Ilustrasi 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Seorang siswi SD berusia 9 tahun digauli berkali-kali oleh oknum guru SMK berstatus PNS

Mirisnya lagi, oknum guru yang merupakan warga Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Sumatera Utaratersebut adalah ayah kandung dari gadis kecil tersebut.

Perbuatan tersebut pun menjadikan pengalaman pahit yang tak terlupakan oleh gadis kecil itu hingga ia menuliskannya di buku tulisnya. 

Dalam buku tulisnya itu, gadis kecil itu menulis cerita detik-detik ia digauli oleh ayah kandungnya yang berinisial NS (41).

Profesi guru yang mestinya menjadi contoh bagi masyarakat dan keluarga ternyata sama sekali tak tercermin dalam diri NNS.

Korban tulis curhatan

Kapolsek Sunggal, Kompol Yasir Ahmadi, memperlihatkan bukti sebuah buku catatan harian yang ditulis oleh korban rudapaksa ayah kandungnya sendiri, berinisial NS (41), warga Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan.

Korban bernisial NS pun menulis tangan di dalam bukunya tersebut, tentang isi curhatan kejadian peristiwa yang dilakukan ayah kandungnya itu.

"Anaknya curhat, anaknya curhat ini di bukunya," ujarnya, Rabu (17/3/2021).

Dalam hal ini, Kompol Yasir pun membacakan isi tulisan korban di dalam buku.

"Bapak Ngen*** N*** pada waktu itu, adik disuruh beli rokok dan beli minyak, sisanya beli jajan K***. Bapak menarik tangan N*** kemudian bapak menyuruh K*** belajar. Pas N*** belajar pun bapak menyuruh untuk membuka celana N***, habis itu buka celana bapak. Bapak meniduri N***, habis itu bapak memasuki dong*** ke Tem*** N*** Sehingga N*** nangis" ujar Kompol Yasir saat membacakan isi tulisan korban di dalam buku tersebut.

Kemudian, Kompol Yasir juga mempertanyakan kepada pelaku, dan pelaku menjawab tidak mengetahui terkait hal itu.

Tak hanya itu, di saat dikonfirmasi kebenaran terkait tulisan anaknya tersebut oleh Kompol Yasir, pelaku menggelengkan kepala seolah tak mengetahui apapun.

"Ini tulisan dia, ini kenapa curhat dia di buku," tanya Kompol Yasir kepada pelaku.

"Tidak tahu, tak tahu pak," ujar pelaku sambil menggelengkan kepala.

Kompol Yasir juga menjelaskan, terkait pengungkapan bukti tulisan korban di dalam buku, bahawa korban mencurahkan isi hatinya di diari-nya.

Tak hanya itu saja, Kompol Yasir juga menambahkan, bahwa dalam kronologinya juga, si korban juga dibujuk, untuk mengisap kemaluan dan bersetubuh dengan pelaku.

Perbuatan bejat NIS ke NNS dilakukan sebanyak 5 kali.

Kelakuan bejat NIS tak hanya berhenti ke anak perempuannya saja. NIS juga mencabuli anak laki-lakinya yang berinisial KS (6) sebanyak dua kali.

 "Terhadap korban NNS perbuatan tersebut dilakukan sudah sebanyak 5 kali. Sedangkan korban KS menerangkan bahwa pelaku melakukannya sebanyak 2 kali. Jadi dua korbannya, satu korban anak kandung beliau sendiri perempuan dan juga korban yang kedua yang dicabuli adalah anak kandungnya sendiri berjenis kelamin laki-laki," beber Kapolsek Sunggal Kompol Yasir Ahmadi, saat konferensi pers di Mapolsek Sunggal, Rabu (17/3/2021).

Yasir menyebutkan bahwa para korban dibujuk pelaku untuk mengisap kemaluan pelaku.

"Si korban dibujuk menyuruh mengisap kemaluan juga menyuruh untuk bersetubuh dengan ada juga sedikit kata-kata pengancaman," bebernya.

Ia juga mengungkapkan bahwa pelaku adalah guru komputer di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Kecamatan Sunggal.

"Ini kasus yang sangat membuat kita miris karena pelaku juga merupakan tenaga pendidik di salah satu SMK yang ada di daerah Kecamatan Sunggal," bebernya.

Terbongkar oleh istri

Aksi bejat NIS terbongkar oleh istrinya sendiri yang berinisial I. Ketika I yang juga ibu kandung NNS melihat kejadian aneh pada 15 Januari 2021 sekitar pukul 11.00 WIB.

"Ketika ibu korban sedang memasak dan korban sedang belajar di ruang ambal sambil selonjoran. Sementara pelaku sedang mengajari anaknya yang laki-laki," bebernya, Rabu (17/3/2021).

Kemudian, I melihat suaminya sedang melihat pantat korban dengan wajah yang berbeda, lalu saksi bertanya kepada pelaku “kenapa pa?”.

Lalu pelaku NIS menjawab dengan menggunakan isyarat wajah sambil melihat-lihat pantat korban.

"Karena penasaran, usai memasak saksi memanggil korban NNS ke kamarnya dan menanyakan apakah NNS pernah bersetubuh sama bapak?” lalu korban menjawab “pernah” dan saksi bertanya “terakhir kapan?” dijawab korban “hari Rabu tanggal 13 Januari 2021 kemarin itu mak, itulah yang pedih sakit kali," terang Yasir.

Mendengar keterangan anaknya, Yasir menerangkan ibu korban segera melapor ke Polsek Sunggal guna diproses sesuai hukum sesuai dengan Laporan Polisi Nomor LP/17/K/I/2021 pada anggal 18 Januari 2021.

"Setelah dilakukan penyelidikan dan penyidikan berbekal berita acara pemeriksaan saksi dan hasil visum et repertum, akhirnya ditetapkan NS sebagai tersangka pelaku pencabulan terhadap kedua anak kandungnya," tegasnya.

Ia menyebutkan bahwa pelaku telah berulang kali melakukan aksi bejatnya tersebut dan pelaku dalam menjalankan aksinya membujuk dengan kalimat vulgar.

"Setelah beraksi pelaku mengancam kedua anaknya untuk tidak melaporkan kejadian yang dialaminya dan dilakukan saat ibunya sedang bekerja," bebernya.

"Dengan ini pelaku melanggar pasal 82 ayat 1 subsider pasal 81 ayat 2 junto 76 E dari UU RI No. 35 tahun 2014 tentang perbuatan atas UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman setinggi-tingginya 15 tahun," tuturnya, Rabu (17/3/2021).

Katanya, laporan ini diterima pada tanggal 18 Januari 2021, dilaporkan oleh istri terlapor, yakni inisial "I" bersama anak-anak kandungnya.

Di mana laporan tersebut merupakan kasus tindak pidana melakukan perbuatan cabul terhadap anak di bawah umur.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Diari Siswi SD Ini Ungkap Perilaku Bejat Ayahnya yang Guru PNS, Dua Putrinya Jadi Korban.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved