Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

FAKTA Bom Mother of Satan yang Dipakai di Makassar: Favorit Para Teroris, Digunakan saat Perang Irak

'Mother of satan' yang ditemukan pada tahun 1895 oleh Richard Wolffenstein ini dibuat dari bubuk putih yang memiliki bau khas.

ist
VIDEO Detik-detik Ledakan Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar 

TRIBUNPEKANBARU.COM -  'Mother of Satan' merupakan julukan untuk peledak berbahan baku triacetone tripexide (TATP), bom yang khas digunakan untuk Perang Irak.

Digunakan oleh ISIS dalam serangkaian serangan yang dilancarkannya di Irak dan Suriah, ternyata bom jenis ini juga digunakan dalam pengeboman di Makassar hingga Surabaya.

Bahan baku dari bom yang tampaknya menjadi andalan dalam serangan teroris tersebut adalah bahan kimia yang sangat mudah terbakar dan tergolong "high explosive" atau berdaya ledak tinggi.

'Mother Of Satan' itu digunakan karena volatilitas dan kapasitas untuk kerusakan ekstrem selama beberapa waktu, dikutip dari Ajc.com,

Sementara mengutip Dailymail, 'Mother of satan' yang ditemukan pada tahun 1895 oleh Richard Wolffenstein ini dibuat dari bubuk putih yang memiliki bau khas.

Bom ini juga mengandung nitrogen. Ia akan meledak jika terkena panas gesekan atau goncangan.

Baca juga: Pernah Mendengar Pasukan Khusus Gurkha? Berasal dari Negara Kecil tapi Mematikan

Baca juga: Isi Map Kuning yang Dibawa ZA, Terduga Teroris yang Menyerang Mabes Polri: Kelahiran 1995 & Lajang

Baca juga: Tampil Ganas dengan Inter Milan, Lukaku Tak Akan Pergi Jika Conte Hengkang

Namun, sifatnya yang tidak stabil itu sering membuatnya meledak sebelum digunakan.

Bahan kimia yang digunakan untuk membuat bom ini juga dijual bebas di beberapa negara, menjadikan orang-orang mudah mendapatkannya.

Kemampuan dan mudahnya akses untuk memiliki bom jenis tersebut tampaknya menjadi alasan 'Mother of Satan' jadi favorit para teroris.

Bahkan, baru-baru ini, ditangkap empat terduga teroris oleh Detasemen Khusus (Densus 88) Antiteror di dua tempat berbeda di Bekasi dan Condet, Jakarta Timur, yang menyebut bom dengan kode 'takjil'.

Kata sandi itu merujuk pada bom berdaya ledak tinggi, seperti yang diungkapkan Kapolda Metro Irjen Pol Fadil Imran di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, (29/3/2021).

Baca juga: Napak Tilas Sultan Syarif Kasim II, Raja Kerajaan Siak di Riau, Pemuda Pekanbaru Gowes ke Sabang

Baca juga: Malam Hari Sudirman Gelar Ritual di Kamar Rumah Wanita Ini, Korban Merasa Dikadali Akhirnya Melapor

"Mereka mengistilahkan (bom) dengan istilah takjil. Setelah dicampurkan akan menghasilkan bom dengan ledakan besar," ujar Fadil.

Empat terduga teroris inisial ZA (37), BS (43), AJ (46) dan HH (56) berperan mulai dari penyedia dana dan pembuat bom.

"Peran penting HH. Dia yang merencanakan bersama ZA. Hadir dalam pertemuan amaliah. Kemudian membiayai dan mengirimkan video teknis pembuatan kepada 3 tersangka lain," beber Fadil.

Adapun peran ZA adalah membeli bahan baku bom setelah menerima kucuran dana. Dia juga yang membuat bom bersama BS.

Sumber: Grid.ID
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved