Amerika Ketahuan, Pesawat Mata-mata Mereka Berhasil Dicegat Jet Tempur Rusia
Sebuah pesawat mata-mata milik Amerika Serikat ketahuan berada di wilayah lepas pantai Rusia, keberadaannya langsung dicegat oleh jet tempur Rusia.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM - Sebuah pesawat mata-mata milik Amerika Serikat ketahuan berada di wilayah lepas pantai Rusia, keberadaannya langsung dicegat oleh jet tempur Rusia.
Rusia mengklaim jet tempur MiG-31 miliknya menghentikan pesawat pengintai RC-135 AS di lepas pantai Rusia, yang dikawalnya melintasi Samudra Pasifik.
Itu terjadi saat ketegangan meningkat dengan Ukraina
Dilasir dari Dailystar, Minggu (11/4/2021), Rusia mengklaim telah mencegat pesawat mata-mata AS saat ketegangan meningkat atas perang baru di Ukraina.
Rekaman tampaknya menunjukkan jet tempur MiG-31 menghentikan pesawat pengintai RC-135 AS di lepas pantai Rusia.
Kepala pertahanan Kremlin mengklaim kapal itu dikawal melintasi Samudra Pasifik.
Insiden itu terjadi ketika kekhawatiran berkembang bahwa krisis Rusia-Ukraina bisa jadi berhari-hari meledak menjadi perang .
Pesawat Amerika itu dilaporkan terlihat dari kokpit pesawat perang Rusia di lepas pantai semenanjung Kamchatka.
Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia mengatakan: “Untuk mengidentifikasi target udara dan mencegah pelanggaran perbatasan negara Rusia, sebuah pesawat tempur MiG-31 dari pasukan pertahanan udara Distrik Militer Timur diacak.
Awak pesawat tempur Rusia mengidentifikasi target udara sebagai pesawat pengintai strategis RC-135 Angkatan Udara AS dan mengawalnya di atas Samudra Pasifik.
Pernyataan itu mengklaim Rusia bertindak "sesuai ketat dengan aturan internasional untuk penggunaan wilayah udara".
Ia menambahkan: "Pelanggaran perbatasan negara dapat dihindari."
Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia menuduh NATO mengintensifkan pengintaian udara di dekat perbatasan Rusia.
Moskow telah mengklaim penerbangan semacam itu menimbulkan "risiko eskalasi yang tidak disengaja".
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumpulkan pasukan dan peralatan militer berat di dekat perbatasan negara itu dengan Ukraina.
