Sudah Berniat Sejak 5 Tahun Lalu, Pemuka Agama Ini Penggal Kepala Sendiri, Ada Surat Wasiat
Polisi yang tiba dilokasi kemudian membawa jenazah Biksu itu ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi.
Ia berkeyakinan bahwa, setelah pemenggalan itu dilakukan dewa bisa ‘memegang’ kepalanya yang putus.
Thammakorn diketahui telah mengabdi di kuil tersebut selama 11 tahun.
Sebelum melakukan aksinya itu dilakukan, ia diduga telah memberi tahu para Biksu lain bahwa dia akan meninggalkan dunia biara.
Namun, Thammakorn dia tidak memberi tahu mereka tentang rencananya menggunakan guillotine.
Polisi yang tiba dilokasi kemudian membawa jenazah Biksu itu ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi.
Setelah dilakukan otopsi, pihak rumah sakit mengembalikan jasad Thammakorn ke keluarga untuk dilakukan upacara pemakaman.
Setelah kematiannya, lebih dari 300 Biksu lolak tiba di kuil untuk menggelat upacara pemakaman.
Tubuh Thammakorn dibaringkan di dalam peti mati sementara kepalanya ditempatkan di dalam toples.
Setelah para pelayat melakukan doa-doa, kemudian para murid dan anggota keluarganya membawa jenazahnya ke hutan untuk dilakukan pembakaran.
“Dia telah merencanakan ini selama lima tahun. Sekarang dia memenuhi tujuannya dan bertemu pencerahan, ”kata Yu, salah satu murid Biksu tersebut.
Meskipun beberapa murid memuji tindakan Thammakorn, namun Kantor Agama Buddha Nasional berpandangan lain.
Ia meminta pemerintah daerah untuk menjelaskan kepada penduduk di daerah tersebut bahwa praktik semacam itu tidak dianjurkan dalam agama Buddha.
Umat Buddha percaya bahwa melakukan perbuatan baik adalah cara memuji Sang Buddha, yang nantinya akan membawa mereka karma baik dalam apa yang mereka yakini akan menjadi kehidupan berikutnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Artikel ini sudah tayang di Serambi
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/pemuka-agama-setelah-penggal-kepala-sendiri.jpg)