Pasar Van der Capellen yang Unik dan Penuh Sejarah Terdampak Pandemi Covid-19
Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) memberikan dampak luar biasa terhadap berbagai sendi kehidupan masyarakat, termasuk sektor pariwisata.
Keunikan lainnya ada pada suasana pasar dan pakaian penjual yang menampilkan nuansa tempo dulu.
Penjual harus memakai pakaian tradisional khas Minangkabau, pria dengan baju dan celana hitam longgar, serta deta di kepala. Sedangkan perempuan menggunakan pakaian bundo kanduang, baju kuruang dan kain salempang.
Tempat berjualan di pasar Van der Capellen dibuat sangat sederhana, berupa tenda tradisonional yang dibangun dengan tiang dan kursi-kursi dari bambu serta atap yang terbuat dari rumbia.
Sebagai pasar digital, pasar Van der Capellen terdapat banyak spot-spot foto yang Instagramable. Pengunjung bisa selfie lewat foto maupun merekam video lalu mengunggah ke media sosial, sesuai kebiasaan lumrah generasi zaman sekarang.
Dalam mempromosikan Pasar Van der Capellen, GenPI Tanah Datar menggunakan media sosial.
Promosi secara digital memang tidak bisa diabaikan zaman sekarang ini agar informasi lebih cepat sampai ke masyarakat tanpa mengenal jarak dan waktu.
Promosi digital jauh lebih efektif menjangkau masyarakat yang lebih luas tanpa batas, bukan cuma skala lokal, bahkan internasional. Informasi tersebut juga sampai dalam waktu yang sangat singkat.
Saat masih aktif sebelum pandemi, pasar ini biasanya hadir setiap Minggu pagi dari jam enam subuh hingga dua belas siang.
Pengunjung yang datang pun bukan cuma masyarakat lokal, tetapi juga wisatawan luar negeri.
Bahkan dari media social Instagram @pasarcapellen juga terlihat tokoh-tokoh daerah hingga nasional pernah berkunjung ke pasar tersebut. (*)
Oleh: Nadia Amalia
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Andalas
