Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ancaman Kluster Keluarga, 3.242 Pasien Positif Covid-19 di Riau Memilih Isolasi Mandiri di Rumah

Ancaman kluster keluarga , sebanyak 3.242 Pasien Positif Covid-19 di Riau memilih isolasi mandiri di rumah, ruang isolasi pemerintah tidak terisi

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Syaiful Misgiono
Ancaman Kluster Keluarga, 3.242 Pasien Positif Covid-19 di Riau Memilih Isolasi Mandiri di Rumah. Foto: Gubri Syamsuar Tinjau Asrama Haji yang disiapkan untuk tempat isolasi mandiri 

"Kita imbau bagi warga yang terkena Covid-19 namun tidak bergejala, maupun bergejala ringan agar bisa memanfaatkan tempat isolasi mandiri yang disiapkan pemerintah.

Apalagi kalau rumahnya tidak layak untuk dijadikan tempat isolasi, sebaiknya isolasi mandiri di tempat yang disiapkan oleh pemerintah, supaya bisa lebih terjamin," ujar Mimi.

Dijelaskan Mimi Yuliani, kluster keluarga masih menjadi kasus tertinggi di Riau, jika dalam satu keluarga terdapat kasus positif, selanjutnya dilakukan tracing kontak erat, dan hasilnya dalam satu keluarga terkomfirmasi positif.

Hal ini terjadi karena ketidak patuhan masyarakat terhadap prokes.

“Masih banyak dari kluster keluarga , dan hasilnya dari tracing ini makanya terdeteksi banyak kasus positif.

Kemudian, pemeriksaan pada saat perjalanan, secara sendirinya terdeteksi hasil rapid antigennya positif.

Kalau untuk swab mandiri sekarang tidak begitu banyak, tapi dari pemeriksaan rapid antigen banyak terkomfirmasi,” kata Mimi.

Mimi mengungkapkan, kluster keluarga menjadi penyumbang terbanyak kasus Covid-19 di Riau.

Sebab saat ini terjadi penularan yang cukup cepat di lingkungan keluarga.

Jika dalam satu keluarga itu ada yang positif, kemudian melakukan isolasi mandiri di rumah, banyak anggota keluarga yang satu rumah itu yang ikut tertular.

"Bahkan ada yang sampai satu rumah itu tertular semua, jadi ada yang salah dengan pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah," kata Mimi.

Tinggi kluster keluarga ini diduga kuat disebabkan karena pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah tidak menjalankan protokol kesehatan yang ketat.

Atau bisa juga disebabkan karena rumah atau tempat tinggal yang dijadikan tempat isolasi mandiri ini tidak memenuhi syarat. 

"Makanya kami minta mereka ini isolasi di tempat yang disiapkan oleh pemerintah.

Kalau ditempat isolasi yang siapkan oleh pemerintah kan bisa diawasi oleh petugas, prokesnya jalan, kalau ada apa-apa bisa langsung ditangani oleh petugas kesehatan dan potensi menularkan ke anggota keluarga yang lain bisa dihindari," katanya. 

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved