Akhirnya Pimpinan KPK Penuhi Panggilan Komnas HAM, Polemik Ujian TWK Pegawai KPK
Akhirnya, pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) penuhi panggilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
Aiman melontarkan pertanyaan tersebut dalam acara Aiman di Kompas TV yang ditayangkan, Senin (14/6/2021).
Awalnya Firli mengatakan bahwa ia tidak ingin mengomentari materi pertanyaan tersebut.
Namun setelah Aiman menanyakan kembali, Firli akhirnya memberi tanggapan bahwa pertanyaan tersebut pernah dialami oleh siapa pun yang mengikuti TWK.
“Saya tidak ingin mengomentari materi pertanyaan di TWK, tapi pertanyaan-pertanyaan tersebut pernah ditemukan oleh siapapun yang mengikuti TWK, termasuk saya,” kata Firli dalam tayangan tersebut.
Firli menjelaskan semestinya semua pertanyaan bisa disikapi tergantung dengan sikap dan perilaku orang yang menjawabnya.
Ia mencontohkannya dengan memberikan penjelasan terkait penyataan terkait dengan setuju atau tidak setuju seseorang pada gerakan untuk merubah Pancasila sebagai dasar negara.
“Bagaimana sikap anda? Anda tinggal memilih apakah anda sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju atau sangat tidak setuju,” sebut dia.
“Semua kembali pada sikap perilaku kita melihat pernyataan. Begitu juga dengan pertanyaan. Tentu saya tidak ingin masuk dengan tata cara mereka melakukan wawancara, misal tadi disebutkan apakah anda bisa memilih agama atau memilih Pancasila?
Sesungguhnya banyak cara untuk menyikapi pertanyaan tersebut,” jelasnya.
Aiman kemudian menanyakan, jika pertanyaan itu disampaikan pada Firli, apa jawaban yang akan diberikan.
“Tergantung pada kita, saya tidak ingin menyatakan itu karena saya bukan tes. Yang pasti jawaban itu pernah saya jawab dan saya lulus (TWK), gitu,” jawab Firli.
“Jawabannya apa kalau ditanya begitu?” tanya Aiman kembali pada Firli.
Kemudian Firli menerangkan bahwa jika ia yang mendapatkan pertanyaan itu, maka ia akan menjelaskan bahwa Pancasila itu satu garis tegak lurus dengan agama.
“Begini, Pancasila itu adalah saripati yang diambil dan digali dari budaya Bangsa Indonesia. Dan kita meyakini bahwa sila pertama itu Ketuhanan Yang Maha Esa, artinya seluruh Bangsa Indonesia mengakui ada Ketuhanan Yang Maha Esa. Ketuhanan Yang Maha Esa ada dalam agama, agama apapun dia, pasti yakin dengan Ketuhanan Yang Maha Esa,” ungkap Firli.
“Artinya apa, yang ada dalam Pancasila merupakan juga segaris tegak lurus dengan agama,” tegas dia.
