Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kisah Inspiratif

Kisah Inspiratif di Riau: Raup Jutaan Rupiah dari Kerajinan Tempurung Kelapa, Ubah Sampah Jadi Uang

Kisah Inspiratif dari Riau ini adalah Kisah putra Riau bernama Adri Adnan yang berhasil meraup jutaan rupiah dari kerajinan tempurung kelapa

Penulis: Muhammad Natsir | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Muhammad Natsir
Kisah Inspiratif di Riau: Raup Jutaan Rupiah dari Kerajinan Tempurung Kelapa, Ubah Sampah Jadi Uang. Foto: Adri Adnan 

TRIBUNPEKANBARU.COM, BENGKALIS - Kisah Inspiratif dari Riau ini adalah Kisah putra Riau bernama Adri Adnan yang berhasil meraup jutaan rupiah dari kerajinan Tempurung Kelapa yang terbuang.

Kisah Inspiratif ini bermula saat Adri Adnan yang saat ini berumur 35 tahun melihat Tempurung Kelapa yang terbuang sia-sia menjadi sampah.

Pemikiran itulah yang menjadi awal Kisah Inspiratif yang diperankan Adri Adnan tersebut, karena dari pemikiran itu jiwa kreatifnya bangkit dan ingin mengelola Tempurung Kelapa itu menjadi kerajinan yang bernilai ekonomi.

Kisah Inspiratif ini datang dari Adri Adnan yang merupakan warga Desa Pasiran Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.

Ardi awalnya tidak menyangka apa yang dibuatnya akan memiliki nilai ekonomi dan menghasilkan uang.

Bahkan kini setiap bulan dirinya bisa memiliki omset jutaan rupiah dari kerajinan yang dibuatnya dari Tempurung Kelapa tersebut.

Tenaga honorer di Dinas Sosial Bengkalis ini bercerita apa yang membuatnya sehingga memiliki usaha sampingan yang nilai ekonominya cukup lumayan.

Usaha tersebut dirintisnya sendiri sejak tahun 2013 di desa Pasiran tempat dirinya tinggal.

Ardi mengelola Tempurung Kelapa menjadi kerajinan tangan dengan beragam bentuk dan model.

Saat ditemui Tribunpekanbaru.com , Ardi menceritakan awal dirinya berkecimpung di dunia kerajinan Tempurung Kelapa ini.

Menurut dia, awalnya pada tahun 2013 lalu dia menyadari banyaknya Tempurung Kelapa yang terbuang begitu saja menjadi sampah selesai hajatan di kampungnya.

Dia melihat tempurung terbuang begitu saja tanpa ada dimanfaatkan.

"Waktu itulah saya berfikir Tempurung Kelapa ini apa bisa dimanfaatkan dari beberapa tayangan TV yang dilihatnya.

Bahkan tempurung bisa jadi bahan dasar kerajinan," ungkapnya.

Dari sanalah awalnya Ardi mulai mempelajari cara mengelola tempurung ini jadi kerajinan tangan.

Bermodal dari tanyangan yang ditontonnya Ardi mempelajari satu demi satu cara pembuatan kerajinan tangan ini, kemudian secara bertahap dipraktekkan.

"Alhamdulillah praktek mempelajari kerajinan tempurung membuahkan hasil, kerajinan tangan pertama yang berhasil saya siapkan berbentuk lampu tidur dari bahan tempurung," kata Ardi.

Hasil kerjanya ini kemudian dipostingnya di akun media sosial facebooknya.

Postingan ini ternyata dapat sambutan baik dari rekannya di Facebook bahkan ada yang menawar untuk membelinya.

"Awalnya saya tidak mau jual karena buatan saya biasa saja.

Tapi orang yang ingin membelinya memandang serius dengan hasil karya saya sehingga ingin membelinya," tambah Ardi.

Dengan adanya tawaran ini Ardi mulai termotivasi untuk terus mengembangkan karyanya.

Hingga berlahan hasil karyanya mulai banyak diminati orang yang melihat hasil karya Ardi melalui media sosialnya.

Pada tahun 2017 Ardi termotivasi untuk fokus mengembangkan kerajinannya ini.

Beberapa tanyangan dari youtube dan video lain digunakannya untuk mendapatkan ilmu bagaimana membuat kerajinan berbagai bentuk dan model dari bahan tempurung ini.

"Kami pelajari ilmunya, apa alat yang digunakan apa bahan tambahannya, disitu ilmu kami serap.

Semua dilakukan autondidak karena di Bengkalis sendiri tidak ada pelatihan seperti ini," terangnya.

Setiap kali hasil karya yang dibuat dan diselesaikan semua di posting di media sosial.

Banyak kemudian hasil postingan ini berakhir dengan ada yang berminat untuk membeli.

"Banyak postingan hasil kerajinan kami dari tempurung ini diminati orang orang.

Bahkan orang orang yang datang ke kami meminta dibuatkan sesuatu kerajinan dari tempurung demgan model yang mereka inginkan," terangnya.

Dari sinilah kemudian, dengan peralatan yang ada serta lahan di rumahnya Ardi kemudian membuka bengkel kerajinan yang diberikan nama  S&Z Coconut Art.

"Alhamdulillah meskipun bekerja sendiri dalam menyiapkan kerajinan ini banyak permintaan pembeli yang bisa kami penuhi," tambahnya.

Namun saat pandemi Covid 19 Bengkalis usaha yang dirintis Ardi sejak beberapa tahun terakhir mulai lemah pemesanan diawal 2021 lalu.

Ini dikarenakan kondisi pandemi mempengaruhi perekonomiaan masyarakat.

Menilai kondisi saat itu Ardi mulai berfikir harus melakukan inovasi agar tidak mati dan menyerah pada kondisi pandemi.

Satu diantaranya dirinya terus mengembangkan kerajinan tangan tempurung dengan menbuat beberapa model sesuai dengan konsep yang diinginkannya.

"Saya terus membuat kerajinan yang saya perkirakan disukai banyak orang, selain itu saya juga mencoba mengikuti selera masyarakat apa kira kira yang disukai dan saya buat hasilnya terus diposting untuk menarik peminat," terang Ardi.

Sudah banyak hasil kerajinan yang dibuat Ardi, baik dari idenya sendiri maupun dari permintaan pembelinya.

Diantaranya mulai lampu tidur, lampu teras, lampu ruang tengah tempat tisu, jam dinding, miniatur sepeda, bros jilbab, pelakat, pin nama dan berbagai model lainnya yang semuanya berbahan dasar tempurung.

"Belakangan yang paling laris pesanan saat menjelang lebaran yakni tempat tisu dari tempurung dengan berbagai model.

Saking banyaknya lebaran kemarin sampai tidak semua permintaan  dipenuhi karena keterbatasan waktu," katanya.

Hasil kerajinan tempurung ini dijualnya dengan harga paling murah sekitar seratus ribu rupiah sampai dengan harga yang paling mahal sekitar empat ratus ribu rupiah.

"Kalau harga ini tidak ditentukan dari besar kecilnya kerajinan yang kita buat tergantung dari tingkat kerumitan juga, bisa saja yang kecil barangnya sedikit malah karena rumit mengerjakannya," kata Ardi.

Dalam sebulan pihaknya bisa mendapatkan omset sekitar tiga jutaan rupiah keatas.

Tergantung banyak tempahan yang diterima setiap bulanannya.

Menurut dia dengan berbagai kerajinan yang dibuat Ardi, sudah beberapa kali mengantarkannya mewakili Bengkalis dalam sejumlah pameran baik nasional maupun tingkat asia tenggara.

"Alhamdulillah sudah beberapa kali saya dibawa pemerintah daerah untuk ikut pameran," terangnya.

Sejauh ini Ardi masih mengerjakan pesanan kerajinan dari pembelinya sendirian.

Ini karena keterbatasan alat yang dimilikinya.

"Kalau alat untuk produksi kerajinan yang sekarang ada hanya cukup untuk saya mengerjakan kerajinan sendiri.

Jika banyak tempahan palingan saya mengupah orang untuk menyiapkan bahan saja, tapi membuatnya masih sendiri karena terbatas alat," terangnya.

Untuk peralatan memang harganya sejauh ini tidak terlalu mahal, namun dirinya belum mampu untuk menambah alat karena belum memiliki  modal yang cukup.

"Hasil penjualan ini kita gunakan untuk kebutuhan sehari hari.

Untuk menambah alat perlu modal lebih lagi, untuk itu kita berharap ke depan ada perhatian pemerintah," terangnya.

Bukan hanya perhatian berbentuk modal saja, tetapi ilmu untuk meningkatkan keterampilan juga sangat diperlukan.

Seperti diberikan pelatihan dari tenaga kerajinan yang lebih ahli juga diperlukan.

"Atau bisa juga dengan mengajak kita studi banding ke bengkel kerajinan tempurung yang lebih maju, karena di sana nanti tentu kita akan mendapat ilmu lebih baik lagi," tandasnya.

Berita terkait Kisah Inspiratif lainnya

Baca juga berita Tribunpekanbaru.com berjudul " Kisah Inspiratif di Riau: Raup Jutaan Rupiah dari Kerajinan Tempurung Kelapa, Ubah Sampah Jadi Uang " di Babe dan Google News.

Artikel berjudul " Kisah Inspiratif di Riau: Raup Jutaan Rupiah dari Kerajinan Tempurung Kelapa, Ubah Sampah Jadi Uang " ini ditulis wartawan Tribunpekanbaru.com / Muhammad Natsir .

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved