Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Indonesia Nagara Paling Buruk Tangani Covid-19 Kata Media Asing, Epidemiolog Ungkap Penyebabnya

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, ikut menanggapi laporan dari media asing, Bloomberg penanganan Covid-19 Indonesia

TribunPekanbaru/Doddy Vladimir
Ilustrasi - Sejumlah petugas saat mengatur arus lalu lintas di lokasi penyekatan Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Sabtu (31/7/2021). Penyekatan dilakukan guna mengurangi mobilitas masyarakat sesuai Surat Edaran Walikota Pekanbaru Nomor 16/SE/SATGAS/2021 tentang pedoman dasar pelaksanaan PPKM Level 4 Kota Pekanbaru. 

"Saat ini kita berkontribusi penuh (menangani pandemi) di Jawa Bali, nanti Sumatera, dan ini terus bertahap," ujarnya.

Bahkan, Dicky menyebut, Indonesia juga mengalami kesulitan serupa kala menangani virus flu burung.

"Dan sebetulnya terjadi juga seperti kasus flu burung. Sama, kita juga di gelombang terakhir (keluar dari pandemi)," jelasnya.

Indonesia Disebut Negara Terburuk dalam Menangani Covid-19

Sebelumnya diberitakan, Indonesia dilaporkan sebagai negara yang paling buruk dalam menangani Covid-19.

Hal itu terlihat dari laporan ketahanan terhadap Covid-19 yang dibuat oleh Bloomberg pada 27 Juli 2021.

Dalam laporannya, Indonesia berada di peringkat 53 dari 53 negara yang dianalisis oleh Bloomberg.

Artinya, Indonesia berada di posisi terbawah dengan skor 40,2 dan turun empat peringkat dari laporan sebelumnya.

"Di peringkat terbawah dari 53 ekonomi adalah Indonesia," tulis Bloomberg, dikutip dari Kompas.com.

Ada sejumlah indikator yang digunakan oleh Bloomberg dalam menyusun peringkat ketahanan Covid-19 di 53 negara.

Indikator itu mulai dari kualitas fasilitas kesehatan, cakupan vaksinasi, kematian, proses perjalanan hingga pelonggaran perbatasan.

Skor rendah dalam setiap indikator tersebut menjadikan Indonesia disebut sebagai negara yang paling buruk dalam menangani Covid-19.

Bloomberg menyebut tingkat keketatan soal pembatasan wilayah atau lockdown 69.

Nilai ini terbilang lebih baik jika dibandingkan dengan Malaysia yang mendapat 81.

Sementara, kapasitas penerbangan juga terdampak sehingga turun hingga 56,8 persen.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved