Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Anisa Ditolak Disuntik Vaksin Covid-19 di Pekanbaru, Padahal Sudah Datangi Faskes, Ini Sebabnya

Seorang warga Pekanbaru, Anisa ditolak disuntik Vaksin Covid-19 di Pekanbaru, padahal ia sudah datangi fasilitas kesehatan atau Faskes, ini sebabnya

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Fred TANNEAU / AFP
Anisa Ditolak Disuntik Vaksin Covid-19 di Pekanbaru, Padahal Sudah Datangi Faskes, Ini Sebabnya 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Seorang warga Pekanbaru, Anisa ditolak disuntik Vaksin Covid-19 di Pekanbaru, padahal ia sudah datangi fasilitas kesehatan atau Faskes, ini sebabnya.

Anisa mengaku sudah bingung mencari Vaksin Covid-19 dosis pertama di Pekanbaru, padahal ia butuh surat keterangan sudah divaksin.

Anisa butuh surat keterangan sudah disuntik Vaksin Covid-19 karena dirinya harus pergi ke Yogyakarta untuk kerja praktek.

Satu dokumen wajib yang harus dibawa Anisa saat kerja praktek itu adalah kartu Vaksin Covid-19 .

Namun hingga kini ia belum memperoleh Vaksin Covid-19 dosis pertama di Pekanbaru.

"Aku sudah harus balik ke Jogja, ngurus kerja praktek.

Harus kemana lagi nyari Vaksin Covid-19 dosis pertama," terang wanita berkerudung itu, Rabu (4/8/2021).

Gadis muda itu mengaku sudah mendatangi sejumlah fasilitas kesehatan di Kota Pekanbaru tapi hasilnya nihil.

Ia juga sudah mencoba ke layanan Vaksin Covid-19 di Poltekes Riau.

Namun layanan Vaksin Covid-19 di sana juga fokus pemberian Vaksin Covid-19 kedua.

Ia mengaku tidak tahu kemana harus mencari Vaksin Covid-19 dosis pertama.

Layanan bus vaksinasi keliling yang awalnya membantu aksesibilitas pemberian vaksin kini berhenti beroperasi untuk sementara.

Kondisi ini karena terbatasnya ketersediaan pasokan vaksin.

Walikota Pekanbaru Firdaus tidak menampik hal itu.

Saat ini tim vaksinasi masih fokus memberi Vaksin Covid-19 bagi tenaga medis.

Firdaus mengajak masyarakat sabar menunggu.

Ia menyebut tidak ada jalan lain selain menanti kedatangan pasokan vaksin bagi masyarakat.

"Sedangkan untuk masyarakat umum, pemerintah pusat berjanji mulai didistribusikan tambahan Vaksin Covid-19 pada Agustus ini," jelasnya.

Menurutnya, pemerintah kota sangat ingin menuntaskan proses vaksinasi Covid-19.

Namun ada kendala pengadaan vaksin di pemerintah pusat.

Firdaus menyebut bahwa pemerintah kota sudah mengajukan kepada Gubernur Riau agar Kota Pekanbaru mendapat kuota Vaksin Covid-19 khusus.

Apalagi gubernur punya kewenangan membagi kuotas vaksin di daerahnya.

Dirinya menilai Kota Pekanbaru punya banyak warga yang belum suntik vaksin.

Jumlahnya mencapai 500 ribu orang lebih.

"Mesitnya kita dapat banyak vaksin, kuota kita jangan sampai sama dengan daerah lain yang warganya lebih sedikit," paparnya.

Pemerintah kota butuh vaksin kedua butuh vaksin dosis kedua sebanyak 105 ribu dosis.

Ia menyebut bahwa masyarakat yang tertunda menerima dosis vaksin kedua jadi prioritas.

"Begitu sampai, langsung kita lakukan percepatan dengan vaksin massal bagi penerima dosis Vaksin Covid-19 kedua," ujarnya.

Antre Demi Vaksin Tapi Tetap Tak Dapat

Vaksinasi massal bertajuk "Gebyar Vaksin" yang diselenggarakan Polrestabes Medan di GOR Serba Guna di Jalan Williem Iskandar, Medan, Sumatera Utara, Selasa (3/8/2021) sempat diwarnai kegaduhan.

Warga yang tak sabar mendapat giliran vaksin, berdesakan di depan pintu masuk GOR.

Mereka berteriak agar pintu segera dibuka.

Kejadian itu terjadi kira-kira pukul 14.00 WIB.

Bahkan ada yang dilaporkan pingsan karena berdesakan di luar gedung.

Polisi sendiri sampai kewalahan mengurai massa yang begitu banyak dan melebihi kuota jatah vaksin untuk hari itu.

Warga sudah memadati lokasi itu sejak Selasa pagi.

Sementara serangkaian prosedur vaksinasi baru dimulai pada pukul 10.00 WIB.

Bahkan hingga petang, masih ratusan orang yang mengantre untuk mendapat giliran divaksin.

Salah seorang peserta vaksinasi, Indra mengungkapkan, dia mengantre di lokasi itu sejak pukul 09.00 WIB.

"Pas saya tiba, sudah banyak yang mengantre," katanya.

Demi Dapat Sertifikat Vaksin Covid-19

Dia sendiri menyelesaikan rangkaian vaksinasi itu kira-kira pukul 15.00.

Dia harus mengantre berjam-jam untuk mendapat giliran.

"Mau bagaimana lagi. Harus rela ngantre lama biar dapat sertifikat vaksin covid-19," katanya.

Motivasinya untuk mendapat vaksin, selain alasan kesehatan, yang paling utama adalah sertifikat.

Dia mendapat informasi, bahwa warga yang hendak mengurus administrasi tertentu, harus memiliki sertifikat vaksin covid-19 agar bisa dilayani.

Selain itu, dia juga antusias untuk divaksin sebagai syarat saat hendak bepergian ke luar kota menggunakan pesawat.

"Sekarang, kalau mau naik pesawat, minimal ada sertifikat vaksin suntikan pertama," ungkapnya.

Indra merupakan salah satu dari ribuan orang yang cukup beruntung mendapat suntikan vaksin pada hari itu.

Sebab, ribuan lainnya justru tak jadi divaksin karena stok yang disiapkan panitia terbatas.

Sudah Didrop ke Lokasi, Kehabisan Jatah Vaksin Covid-19

Salah satu warga yang kurang beruntung itu adalah Tyas.

Padahal, dia sudah didata oleh polisi di Polsek Percut Sei Tuan.

Mereka kemudian didrop ke lokasi vaksinasi pada pukul 13.00 WIB.

Namun, sampai Selasa petang, dia dan banyak warga lainnya tak mendapat jatah.

"Baru ini dikabari kalau vaksin sudah habis," ungkapnya.

Acara vaksinasi massal itu sendiri sempat ditinjau oleh Wakapolri, Gatot Eddy Pramono beserta petinggi Polda Sumut dan Polrestabes Medan.

Setiap polsek di jajaran Polrestabes Medan memang diinstruksikan membawa 100 orang untuk jadi peserta vaksin.

Gara-gara tak jadi divaksin di sana, Tyas berharap tak ada sanksi buat masyarakat yang belum divaksin.

"Maksudnya, jangan nanti karena belum divaksin, terus ada denda.

Padahal kita sudah antre tapi tak jadi.

Beda kalau memang yang bandel tak mau divaksin," katanya.

Dia mengakui, motivasinya mengikuti vaksinasi massal itu untuk mendapat sertifikat vaksin covid-19.

"Mengurus ini itu sekarang wajib ada surat vaksin. Berangkat ke luar kota juga," pungkasnya.

( Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved