Dor! Buronan Kasus Pembunuhan di NTT Ditembak, Lempari Batu Lalu Serang Polisi Pakai Pisau
Peluru melayang ke arah buronan kasus pembunuhan di NTT karena menyerang polisi saat hendak diamankan
TRIBUNPEKANBARU.COM - Sebutir peluru melayang ke arah buronan kasus pembunuhan karena menyerang polisi saat hendak diamankan.
Pelaku adalah Soleman Bulu alias Tahu Lele.
Pria itu jadi buronan polisi setelah melakukan pembunuhan di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) tewas saat diamankan pihak kepolisian.
Ia ditembak polisi lantaran nekat menyerang petugas saat hendak diamankan.
Soleman mengalami luka di bagikan kepala akibat dari langkah terukur dari petugas.
Kapolres Sumba Timur, AKBP. Handrio Wicaksono, S.IK, menuturkan penangkapan pelaku.
Berdasarkan keterangan Handrio, sejak kasus pembunuhan yang dilakukan pelaku, tim gabungan bersama masyarakat berhasil menangkap tersangka pada Selasa 3 Agustus 2021.
Setelah melakukan pencarian selama empat hari, tim gabungan Polres Sumba Timur yang dibantu oleh warga, berhasil mempersempit persembunyian pelaku.
"Soleman bersembunyi di wilayah Bukit Watu Kapila-Kambuhapang, Desa Kambuhapang, Kecamatan Lewa," urai Handrio, dikutip dari Pos-Kupang.com, Kamis (5/8/2021).
Masih penuturan Kapolres Sumba Timur, lokasi atau keadaan geografis pelaku berada saat ditangkap itu banyak ditumbuhi pohon dan semak belukar serta banyak bebatuan karang.
"Kondisi itu menyulitkan petugas ditambah sikap pelaku yang kalap dengan melempar batu dari atas bukit ke arah petugas berulang kali," terang Handrio.
Polisi sempat memberikan tembakan peringatan.
Tetapi pelaku tidak mengindahkan dan tetap melempari petugas dengan batu, bahkan semakin menjadi-jadi.
Handrio melanjutkan, pelaku semakin maju ke arah kerumunan petugas sambil mengangkat tangannya yang memegang sebilah pisau hendak menyerang petugas.
"Saat itu petugas juga tidak bisa mundur untuk menghindar dikarenakan medannya sangat rimbun semak-semak," ujarnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/ilustrasi-pembunuhan_pengeroyokan.jpg)