Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ferdinand Hutahaean Diolok-olok Netizen, Gara-gara Cuitan Achmad Subardjo Asli Jawa Padahal. . .

Ferdinand Hutahaean kembali menjadi bahan olok-olok warga dunia maya, lho kenapa? Ini sebabnya

Editor: Nurul Qomariah
KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN
Ferdinand Hutahaean jadi bahan olok-olok netizen gara-gara cuitan tentang Achmad Subardjo asli Jawa. 

Atas tindakan Achmad Subarjo tersebut penderitaan rakyat akibat tindakan militer Jepang yang semena-mena dapat berkurang.

Peristiwa Rengasdengklok

Selain di biro riset, Achmad Subarjo diberikan kepercayaan untuk mengelola Asrama Indonesia Merdeka oleh Laksamana Maeda.

Asrama Indonesia Merdeka adalah wadah pendidikan untuk para pemuda Indonesia, dengan pemateri diantaranya Ir. Soekarno (Politik), Mohammad Hatta (Ekonomi), Sutan Syharir (Sosialisme Asia) dan lain sebagainya.

Karena Jepang telah menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia, Menteri Koiso membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dimana Achmad Subarjo juga terpilih menjadi anggota.

Achmad Subarjo kemudian juga dipilih menjadi satu dari anggota Panitia Sembilan yang bertugas menyusun rancangan undang-undang dasar dan dasar negara yang akan digunakan sesudah kemerdekaan.

Achmad Subarjo mengusulkan dua gagasan penting untuk dicantumkan pada teks pembukaan UUD, yaitu penentuan nasib sendiri dan menentang Imperialisme.

Kedua gagasan dari Ahmad Subarjo tersebut kini tercantum dalam paragraf pertama pembukaan UUD 1945.

Ketika Jepang telah menyerah kepada sekutu dan terjadi kekosongan pemerintahan, rencana untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia harus tertahan.

Hal tersebut dikarenakan adanya silang pendapat pada dua golongan tokoh pergerakan Indonesia yaitu golongan tua dan golongan muda.

Peristiwa tersebut kemudian menjadi pemicu adanya Peristiwa Rengasdengklok.

Golongan muda menginginkan Soekarno dan Hatta sesegera mungkin mengumumkan kemerdekaan Indonesia.

Namun Sukarno dan Hatta menolak dengan alasan menunggu sidang PPKI pada 16 Agustus 1945.

Achmad Subarjo pada saat menjadi sosok yang dapat menengahi konflik kedua golongan Pergerakan Indonesia dengan meyakinkan golongan pemuda, bahwa Proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan secepatnya.

Setelah perselisihan dapat diatasi, Achmad Soebardjo bersama Sukarno dan Hatta menuju rumah Laksamana Maeda untuk merumuskan naskah proklamasi.

Meninggal di Jakarta

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada 17 Agustus 1945, Achmad Soebardjo dilantik menjadi Menteri Luar Negeri pada Kabinet Presidensial.

Pelantikan dilakukan pada 18 Agustus 1945.

Kemudian Achmad Soebardjo juga kembali menjabat menjadi Menteri Luar Negeri pada 1951 - 1952.

Pada bulan September 1951 Achmad Soebardjo diangkat sebagai Ketua Delegasi Indonesia dalam konferensi perdamaian dengan Jepang di San Francisco.

Pada 1953 Achmad Soebardjo diangkat sebagai Direktur Akademi Dinas Luar Negeri (ADLN).

Setelah2 tahun sukses membangun pendidikan dan mendidik para calon diplomat, Achmad Soebardjo diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Republik Federasi Switzerland.

Ahmad Subardjo meninggal di Jakarta pada tanggal 15 Desember 1978 dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Cibogo.

Atas jasa Achmad Soebardjo, Pemerintah RI menganugerahi Gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor : 058/TK/Tahun 2009 tanggal 6 November 2009.

Penghargaan Achmad Soebardjo:

Order of Merit dari Pemerintah Mesir, 1954

Satya Lencana Peringatan Perjuangan Kemerdekaan, 1961

Bintang Mahaputra Adipradana, 1973

Bintang Republik Indonesia Utama., 1992

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Ferdinand Hutahaean Kembali Jadi Bahan Tertawaan setelah Tegaskan Ahmad Subardjo Asli Jawa

( Tribunpekanbaru.com )

Sumber: Warta Kota
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved