Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Tak Akan Kirim Pasukan AS jika Tentara Afghanistan Tak Ingin Berperang, Joe Biden: Percuma

'suatu kesalahan' jika memerintahkan pasukan AS kembali masuk, saat militer negara itu bahkan tidak ingin berperang.

Brendan Smialowski / AFP
Presiden AS Joe Biden mengambil bagian dalam konferensi pers pada hari terakhir KTT G7 di Bandara Cornwall Newquay, dekat Newquay, Cornwall pada 13 Juni 2021. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Amerika Serikat angkat bicara soal kondisi di Afghanistan.

Sebagaimana dikeahui, saat ini Taliban sudah mengambil alih Kabul.

Terkait hal ini, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, 20 tahun pendudukan AS di Afghanistan 'tidak akan mengubah' apapun.

Sebab, pasukan Afghanistan menolak untuk mengambil alih tugas AS di negara itu dalam melawan Taliban.

Biden menegaskan hal itu usai pemerintah Afghanistan yang didukung AS 'bubar' dan meninggalkan negara itu pada akhir pekan kemarin.

Biden menegaskan, dirinya berdiri 'tepat di belakang' keputusannya untuk menarik pasukan AS sepenuhnya keluar dari negara itu.

"Tidak akan pernah ada waktu yang tepat untuk mundur. Tidak ada kemungkinan yang menunjukkan bahwa 1 tahun lagi, 5 tahun lagi, bahkan 20 tahun lagi sepatu boot militer AS akan menciptakan perbedaan di sana," tegas Biden.

Joe Biden menekankan bahwa 'suatu kesalahan' jika memerintahkan pasukan AS kembali masuk, saat militer negara itu bahkan tidak ingin berperang.

Menurutnya, ini merupakan hal yang sia-sia.

Baca juga: KRONOLOGI Oknum Polisi Ngamuk di RS: Bawa Senapan, Tak Terima Mertua Positif Covid-19

Baca juga: Pelakor Nyolot Saat Diminta Jauhi Suaminya, Istri Sah Emosi Nekat Lakukan Ini, Apa yang Terjadi?

"Salah jika memerintahkan pasukan Amerika untuk maju ke sana, saat Angkatan Bersenjata Afghanistan sendiri tidak mau melakukannya," jelas Biden.

Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (17/8/2021), Biden menjelaskan bahwa tim keamanan nasionalnya bergerak mengikuti rencana eksekutif yang diberlakukan sebagai tanggapan dalam menghadapi setiap kemungkinan.

"Termasuk keruntuhan cepat (pemerintahan Afghanistan) yang kita lihat sekarang ini," papar Biden.

Langkah yang berdasar pada rencana eksekutif itu diantaranya juga dengan mengerahkan 6.000 tentara AS untuk membantu proses evakuasi warga sipil Amerika dan sekutu serta sisa aset AS di negara itu, termasuk kedutaannya.

Kendati demikian, Biden mengakui bahwa runtuhnya pemerintahan negara di Timur Tengah itu ternyata lebih cepat dari prediksinya.

Baca juga: Dokter Bakar Bengkel Mantan karena Mengaku Tak Direstui, Keluarga Korban: Itu Omong Kosong Lah

Baca juga: Kenali Bahaya Swab Antigen Mandiri di Rumah Sendiri: Risiko Fatal Ini Dapat Mengancam Hidupmu

"Ini terjadi lebih cepat dari yang kami perkirakan," kata Biden.

Biden telah menyoroti perang AS di Afghanistan yang dimulai sejak 20 tahun lalu, setelah terjadinya serangan teroris 11 September 2001 yang dilakukan oleh kelompok teroris al-Qaeday ang berbasis di Afghanistan selatan.

Ia menuturkan, tujuan utama kehadiran AS di negara itu adalah untuk menangkap mereka yang telah menyerang AS.

Bukan untuk membangun kembali negara atau mempertahankan pemerintah pro-AS.

"Misi kami di Afghanistan tidak pernah ditujukan untuk 'membangun bangsa', tidak seharusnya kami menciptakan demokrasi terpusat dan terpadu."

"Satu-satunya kepentingan nasional vital kami di Afghanistan itu tetap seperti saat ini yakni mencegah serangan teroris di tanah air kami, Amerika," tegas Biden.

Baca juga: FAKTA di Balik Sayembara Hilangnya Balita Cantik di Kampar, Puluhan Juta Hadiah Ditawarkan

Baca juga: Kondisi Mencekam di Bandara Kabul, Taliban Cegah Warga Tinggalkan Afghanistan, 3 Penumpang Tewas

Sebaliknya, Biden kemudian meminta agar perhatian utama AS juga difokuskan di luar Afghanistan, termasuk memerangi kelompok teroris yang telah 'bermetastasis' di luar perbatasan negara itu.

Ia bahkan menyebut secara khusus kelompok teroris seperti al-Shabaab di Somalia, al-Nusra di Suriah, dan al-Qaeda di Semenanjung Arab di Yaman.

"Pesaing strategis sejati kami, China dan Rusia tidak akan menyukai apapun, selain Amerika Serikat terus 'menggelontorkan' miliaran dolar dan sumber daya serta perhatian untuk menstabilkan Afghanistan tanpa batas waktu," pungkas Biden.

Sebelumnya, Kepala Komando Pusat AS, Jenderal Frank McKenzie mengatakan kepada perwakilan Taliban di Qatar pada hari Minggu lalu bahwa pasukan AS akan mempertahankan Bandara Kabul.

Karena 2.500 tentara AS telah tiba untuk mengawasi proses evakuasi pasukan, peralatan, hingga personel sipil AS dan sekutu, termasuk warga Afghanistan yang selama ini telah bekerja sama selama pendudukan AS dan NATO di negara itu.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved