Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berani Masuk sama Saja Mengantar Nyawa, Inilah Lembah Panjshir yang Sulit Ditembus Taliban

Taliban dan Uni Soviet tak mampu menembus Lembah panjshir. Siapa yang berani masuk sama saja mengantar nyawanya. jadi benteng Militan Afganistan

Editor: Budi Rahmat
Gambar oleh David Mark dari Pixabay
(ilustrsi lembah) berani masuk ke lembah Panjshir sama saja mengantar nyawa 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Berani masuk sama saja dengan mengantar nyawa. Begitu mengerikannya gambaran Lembah Panjshir yang jadi titik pertahanan terakhir militan Afganistan.

Lembah Panjshir ini berada militan Afganistan yang berusaha bertahan dari invansi Taliban.

Taliban sendiri tengah berusaha masuk untuk memastikan tidak adalagi perlawanan dari militan Afganistan.

Sementara pihak Militan Afganistan mengatakan mereka siap memberikan perlawanan pada Taliban.

Lembah Panjshir menjadi benteng pertahanan terakhir mereka.

Seperti apa mengerikannya Lembah Panjshir.

Baca juga: Peringatan Keras Taliban pada Pasukan AS, Segera Angkat Kaki dari Afganistan, Jika Tidak. . .

Tenryata Lembah ini angat sulit ditembus.

Bagi orang yang baru dan berusaha masuk, maka bisa dipastikan ia hanya akan mengantar nyawa.

Sebab medan yang dilalui sangat sulit dengan tebing yang sempit.

Belum lagi posisi penembak yang bisa ditembatkan di atas tebing.

Sangat mudah membidik lawan yang berusaha masuk ke wilayah tersebut

Bahkan lembah ini tidak bisa ditembus oleh Taliban dan Unisovyet dulunya.

Nah, sekarang Taliban kembali berusaha masuk ke Lembah Panjshir yang dipenuhi pasukan Afganistan.

Pasukan keamanan Afghanistan dengan kendaraan Humvee bergerak dalam konvoi di daerah Parakh di Bazarak, provinsi Panjshir pada 20 Agustus 2021, setelah Taliban mengambil alih Afghanistan.
Pasukan keamanan Afghanistan dengan kendaraan Humvee bergerak dalam konvoi di daerah Parakh di Bazarak, provinsi Panjshir pada 20 Agustus 2021, setelah Taliban mengambil alih Afghanistan. (AHMAD SAHEL ARMAN / AFP)

Kepung Lembah Panjshir

Taliban menyatakan, mereka sudah mengepung pasukan perlawanan Afghanistan yang menghimpun kekuatan di Lembah Panjshir.

Meski begitu, mereka mengeklaim berusaha mengedepankan negosiasi daripada harus memerangi kelompok yang dikumpulkan pemerintahan yang tersisa itu.

Klaim itu muncul setelah di malam sebelumnya, kedua kubu terlibat konflik sengit. Milisi mengatakan mereka berhasil bergerak maju.

Sementara di sisi lain, mantan wakil presiden Amrullah Saleh menekankan gempuran yang mereka berikan masih cukup kuat.

Juru bicara milisi Zabihullah Mujahid di Twitter menyatakan, mereka sudah melakukan pengepungan dari tiga sisi dekat Lembah Panjshir.

Baca juga: Permintaan Taliban Dipenuhi Pemerintah Iran, Kirim Minyak dan Gas ke Afghanistan

"Imarah Islam berusaha menyelesaikan isu ini secara damai," klaim Mujahid sebagaimana diberitakan AFP Senin (23/8/2021) seperti yang dikutip dari Kompas.com

Sementara kelompok perlawanan membantah klaim itu, dan mengaku berhasil memberi serangan kejutan yang membuat Taliban mundur.

Klaim keduanya jelas tidak bisa diverifikasi media mana pun dikarenakan kontuk medannya yang begitu menantang.

Panjshir, yang dikenal karena tidak bisa ditembus Taliban maupun Uni Soviet, merupakan benteng terakhir kaum perlawanan.

Mereka berkumpul di sana di bawah komando Ahmad Massoud, putra pemimpin mujahidin terkenal Ahmed Shah Massoud.

Saleh, yang mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sah, terabadikan dalam foto tengah berbicara dengan Massoud.

Lembah itu dijaga oleh ngarai sempit. Membuat jalan masuk atau keluar menjadi sangat sulit untuk orang luar.

Jika ada yang nekat melewatinya dan mencoba melancarkan serangan, mereka hanya akan jadi mangsa empuk pasukan yang ditempatkan di tebing.

Baca juga: Taliban Ultimatum Pasukan Asing, Tak Ada Perpanjangan Waktu Evakuasi, Militer Asing Harus Keluar !

Juru bicara Front Perlawanan Nasional menuturkan, mereka siap untuk berkonflik namun berusaha memakai pendekatan negosiasi.

"Syarat kesepakatan damai adalah desentralisasi -- sebuah sistem yang menjamin keadilan sosial, kesetaran, hak, dan kebebasan untuk semua," papar Nazary.(*)

(Tribunpekanbaru.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved