Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pentolan Teroris Paling Diburu AS Muncul Bersama Taliban, Baku Tembak Terjadi di Bandara Kabul

Baku tembak terjadi di Bandar Kabul, suasana semakin memanas karena pentolan teroris yang paling diburu amereka muncul bersama Taliban

Hoshang Hashimi / AFP
Pejuang Taliban dengan kendaraan yang dipasangi bendera Taliban di daerah Karte Mamorin di Kabul pada 22 Agustus 2021. 

Diwartakan New York Times, kepada massa, Khalil mengatakan prioritas mereka adalah memulihkan keamanan di Afghanistan. "Jika tidak ada keamanan, maka tentu takkan ada kehidupan.

Karena itu, keamanan akan segera kami berikan," janjinya.

"Baru setelah itu kami bakal memberi ekonomi, perdagangan, pendidikan bagi pria dan perempuan. Takkan ada diskriminasi," lanjut Khalil.

Khalil Haqqani merupakan salah satu anggota Jaringan Haqqani, kelompok yang bertanggung jawab atas sejumlah aksi teror mematikan.

Dilansir The Sun Minggu (22/8/2021), mereka melancarkan serangan yang merenggut nyawa warga sipil, pejabat pemerintah, hingga pasukan asing.

Pemerintah AS menetapkan Jaringan Haqqani sebagai kelompok teroris, yang juga mendapatkan sanksi dari PBB.

Berdasarkan situs Rewards for Justice, kepala Khalil dihargai 5 juta dolar AS atau sekitar Rp 72 miliar.

Dia merupakan salah satu petinggi Taliban, dan sering menerima perintah dari keponakannya, Pemimpin Jaringan Haqqani, Sirajuddin Haqqani.

Selain itu menurut situs Rewards for Justice, Khalil sering bertindak atas nama Al Qaeda, dan sering dikaitkan dengan teroris tersebut.

Selain Khalil, pimpinan lain Jaringan Haqqani, Anas Haqqani, dilaporkan juga terlihat di Kabul pada Jumat.

Kelompok itu didirikan oleh Jalaluddin Haqqani, yang memperoleh ketenaran pada 1980-an sebagai pahlawan penentang Uni Soviet.

Pada saat itu, dia merupakan aset penting bagi CIA (dinas intelijen AS) maupun Pakistan, yang mempersenjatai dan mengirimkan uang ke anggotanya.

Begitu Soviet mundur, Jalaluddin menjalin hubungan erat dengan jihadis luar negeri, termasuk Osama bin Laden.

Jalaluddin bergabung ketika Taliban berkuasa pada 1996, dan menjabat sebagai menteri hingga AS menggulingkannya di 2001.

Kelompok Haqqani punya reputasi sebagai pengguna bom bunuh diri, mengisi mobil atau truk dengan bom berdaya ledak besar.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved