Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Warga Afghanistan di Bintan Ini Ceritakan Kekejaman Taliban: Ayah Saya Meninggal di Tangan Mereka

Pencari suaka yang tergolong mahir berbahasa Indonesia ini, cemas dengan keluarganya yang berada di Afghanistan.

tribunbatam.id/Alfandi Simamora
Cerita Warga Afghanistan di Bintan: Ayah Saya Meninggal di Tangan Taliban. Foto tiga warga Afghanistan saat diwawancarai di Hotel Bhadra Resort Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Rabu (24/8/2021) 

"Jujur kami sangat khawatir terhadap kondisi keluarga kami di sana. Soalnya Afghanistan sudah tidak aman dan semua warga mengungsi.

Inilah yang menjadi kekawatiran kami. Belum lagi kami tidak dapat berkomunikasi dengan keluarga lagi di sana," terang Abdul Halib bersama warga Afghanistan lainnya.

Pasalnya, Taliban melarang internet, dan alat perekam di daerah pedesaan Afghanistan termasuk Malistan dan Jaghori, tempat sebagian besar pengungsi di Bintan berasal.

“Kami belum dapat menghubungi keluarga kami dalam dua bulan terakhir sejak Taliban datang,” kata pria yang mempunyai lima saudara yang masih berada di Afghanistan.

Di tanya mengenai aktivitas mereka selama di tempat penampungan, mereka mengaku aktivitas sehari-hari mereka terbatas.

Hanya berolah raga, jogging, bermain voli dan belajar bahasa Indonesia dengan pencari suaka yang sudah mahir berbahasa Indonesia.

"Paling kalau keluar dari sini hanya membeli kebutuhan makan dan belanja saja. Kalau bekerja sampingan tidak ada, karena tidak diperbolehkan dan aturannya begitu," ucapnya.

Memang, setiap bulannya warga Afghanistan di Bintan ini menerima uang dari Internasional Organization For Migration (IOM) Tanjungpinang sebesar Rp 1.250.000.

"Kami menerima per bulan itu sebesar Rp 1.250.000 ribu," ungkap Abdul bersama temanya.

Uang itu kadang cukup dan kadang tidak untuk memenuhi kebutuhan mereka.

"Tapi kita selalu usahakan, supaya selalu cukup untuk kebutuhan kita di sini," ucapnya.

Mereka pun sangat berterima kasih kepada rakyat dan bangsa Indonesia yang telah menerima mereka mengungsi di Indonesia, khususnya di Bintan.

Namun mereka mengaku bosan dan selalu menunggu kepastian status mereka. Sebab sudah belasan tahun mereka di Indonesia belum ada kepastian tujuannya.

"Sampai kapan tinggal di sini, mengungsi sampai kapan. Kami tidak meminta apa-apa lagi, belum ada yang dengar kami, belum ada yang cari solusi.

Kami mohon dan minta negara ketiga ada yang dengar suara kami,” harap para warga Afghanistan saat dijumpai Tribunbatam.id.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved