LGBTQ Afghanistan Merasa Sudah Berada Di Neraka Saat Taliban Berkuasa
Di bawah interpretasi kelompok Taliban terhadap Hukum Syariah, hukuman yang akan diterima LGBTQ akan lebih buruk lagi.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Guruh Budi Wibowo
TRIBUNPEKANBARU.COM - Komunitas lesbian, gay, biseksual, transgender, queer (LGBTQ) di Afghanistan merasa sudah berada di dalam neraka sejak Taliban berkuasa.
Mereka mengatakan Taliban tak akan memberikan ampunan pada komunitas LGBTQ+.
Sebagian dari mereka memilih untuk mengakhiri hidupnya untuk menghindari eksekusi yang menyeeramkan dari Taliban.
Dilansir dari Daily Mail, seorang pria Gay yang masih berada di Kabul mengatakan bahwa Taliban akan memburu mereka cepat atau lambat.
Pria yang identitasnya dirahasiakan itu mengatakan bahwa Taliban akan senang memburu dan membunuh orang-orang LGBTQ+ dalam sebuah wawancara eksklusif dengan MailOnline.
'Mereka membunuh kita dengan sangat brutal. Tidak seperti orang lain yang mereka bunuh dengan pistol atau peluru.
'Mereka akan menggunakan api, atau mereka akan memenggal atau melempari kita dengan batu, dan mereka akan menikmatinya -- itu dapat diterima oleh mereka.'
Dia melanjutkan dengan mengatakan sahabatnya bunuh diri karena 'tidak ada seorang pun di sini untuk mendengarkan suaranya'.
Saya mencoba menyemangatinya, memberinya harapan, tetapi dia tidak kembali dan saya tidak bisa melupakan momen itu.
'Dia hidup seperti bayangan, dan dia pergi seperti bayangan.'
Masa depan komunitas LGBTQ+ di Afghanistan menjadi sangat suram ketika Taliban naik ke tampuk kekuasaan hanya beberapa minggu yang lalu.
Undang-undang Afghanistan sebenarnya sudah melarang homoseksualitas, karena orang-orang yang terlibat dalam perilaku seksual sesama jenis.
Di bawah interpretasi kelompok Taliban terhadap Hukum Syariah, hukuman yang akan diterima LGBTQ akan lebih buruk lagi.
Dalam sebuah wawancara dengan Fox News awal pekan ini, penembak jitu Pasukan Khusus AS Tim Kennedy, yang bertugas di Afghanistan dan Irak, mengatakan dia secara pribadi melihat pejuang Taliban membakar homoseksual hidup-hidup dan melemparkan mereka dari atap.
Nancy Kelley, kepala eksekutif badan amal hak LGBT Stonewall mengatakan: 'Selama bertahun-tahun LGBTQ+ Afghanistan harus menanggung diskriminasi rutin, pelecehan dan penganiayaan, termasuk oleh negara.
