LGBTQ Afghanistan Merasa Sudah Berada Di Neraka Saat Taliban Berkuasa
Di bawah interpretasi kelompok Taliban terhadap Hukum Syariah, hukuman yang akan diterima LGBTQ akan lebih buruk lagi.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Guruh Budi Wibowo
"Dengan Taliban berkuasa, kami memperkirakan situasi ini akan semakin memburuk," katanya kepada i News.
Mengurung diri di rumah
Jatuhnya Afghanistan oleh Taliban menjadi mimpi buruk bagi kaum Gay di negara itu. Mereka tak bisa lagi hidup bebas seperti dulu.
Saat ini, mereka hidup dalam ketakutan dan mimpi buruk.
Dilansir dari nypost, seorang pria Gay mengaku khawatir dengan nyawanya.
Taliban akan memberi hukuman yang teramat brutal jika milisi itu tau jika ia adalah seorang Gay.
“Begitu Taliban tahu bahwa saya seorang Gay, mereka akan membunuh saya bahkan tanpa memikirkannya,” kata “Sayed” yang berusia 36 tahun kepada Business Insider, Sabtu.
Masih teringat jelas di ingatan Sayed ketika seorang Gay dieksekusi dengan cara sadis.
Pria Gay di Afghanistan di timpa oleh tembok bangunan yang dirubuhkan dengan tank.
"Dalam waktu kurang dari seminggu, suasana di komunitas Gay bawah tanah Afghanistan berubah menjadi panik," ujarnya.
Ghulam (21), pria Gay lainnya mengaku tidak berani keluar rumah.
Pemuda penyuka sesama jenis itu hanya mengurung diri di kamar pasca Taliban ambil alih negaranya.
“Kami tidak bisa keluar karena kami hanya takut akan hidup kami,” kata Ghulam.
Homoseksualitas secara teknis ilegal di Afghanistan selama bertahun-tahun, tetapi belum dituntut sejak AS dan sekutu NATO-nya mengusir Taliban dari kekuasaan pada 2001.
Tetapi di bawah interpretasi Taliban yang menerapkan hukum Syariah, Gay membawa hukuman mati bagi penganutnya.
