Dibantu Amerika Serikat Membasmi ISIS-K, Taliban Marah Merah Besar, Ternyata ini Masalahnya
BUkannya senang, Taliban malah marah ketika AS membantu membasmi kelompok ISIS-K yang telah menebar teror di Afganistan. Ternyata ini penyebabnya
Pasukan AS berlomba menyelesaikan operasi evakuasi mereka sebelum batas waktu Selasa (31/8/2021). Namun upaya itu dihadapkan dengan ancaman serangan teror baru di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul.
Sebuah bom bunuh diri di luar gerbang bandara pada Kamis (26/8/2021) menewaskan 13 anggota layanan AS dan sedikitnya 170 lainnya.
Serangan pesawat tak berawak Minggu (29/8/2021) menyasar kendaraan adalah operasi kedua pasukan AS yang menargetkan kelompok teror ISIS-K dalam waktu tiga hari.
"Kami yakin berhasil mencapai target. Ledakan sekunder yang signifikan dari kendaraan menunjukkan adanya sejumlah besar bahan peledak." seperti dikutip dari Kmpas.com
Taliban, yang sekarang menguasai Afghanistan, mengutuk serangan itu pada Minggu (29/8/2021) malam, dengan mengatakan AS telah melanggar kedaulatan negara itu.
Baca juga: Begini Jawaban Taliban Ketika Ditanya Sosok Wanita yang Masuk ke Dalam Kabinet yang Baru
Bilal Kareemi, juru bicara Taliban, mengatakan kepada CNN bahwa "tidak benar melakukan operasi di wilayah lain".
AS menurutnya seharusnya memberi tahu Taliban. "Setiap kali AS melakukan operasi seperti itu, kami mengutuk mereka," katanya.
Seorang pejabat AS mengonfirmasi lokasi serangan berada di lingkungan Khaje Bughra di Kabul.
Kendaraan yang menjadi sasaran AS dalam serangan udara pada Minggu (29/8/2021) di Kabul itu berada di sebelah sebuah gedung dan berisi satu pembom bunuh diri, kata seorang pejabat AS kepada CNN.
Masih belum jelas apakah kendaraan itu dimaksudkan sebagai bom mobil, atau apakah pelaku bom bunuh diri menggunakannya untuk transportasi.
"Itu dimuat (bahan peledak) dan siap untuk pergi," kata pejabat AS itu kepada CNN.
Seorang pejabat Pentagon mengatakan kepada CNN bahwa menurut laporan awal, targetnya adalah kendaraan yang diyakini berisi beberapa pelaku bom bunuh diri.
Baca juga: Joe Biden Ultimatum Akan Ada Serangan kepada ISIS: Terjadi pada 24 - 36 Jam ke Depan
“Ancaman itu juga bisa berupa bom mobil atau seseorang dengan rompi bunuh diri,” katanya, mengutip laporan awal.
Urban mengatakan pada Minggu (29/8/2021) sebelumnya bahwa militer AS sedang "menilai kemungkinan korban sipil, meski pihaknya mengaku tidak memiliki indikasi itu saat ini.
Juru bicara Komando Pusat AS itu juga mengatakan akan tetap waspada terhadap potensi ancaman di masa depan.
(Tribunpekanbaru.com)
