Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berkoar-koar Tuduh China Biang Kerok Covid-19, Amerika Malah Ogah Fort Detrick Diselidiki

Amerika Serikat berkoar-koar menuduh China di balik pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini.

Penulis: Ilham Yafiz | Editor: Ilham Yafiz
AFP
Fort Detrick 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Amerika Serikat berkoar-koar menuduh China di balik pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini.

Tuduhan itu ternyata tidak terbukti, setidaknya laporan intelijen AS baru-baru ini tentang asal-usul COVID-19 tidak memberikan jawaban pasti.

Laporan intelijen itu tidak menyimpulkan tentang bagaimana pandemi dimulai.

Pensiunan Ahli Independen PBB tentang Promosi Tatanan Internasional yang Demokratis dan Adil Alfred Maurice de Zayas memberikan komentarnya kepada Sputnik belum lama ini.

Tidak diketahui jika virus corona baru menyerang manusia secara alami, atau melalui kebocoran laboratorium, jika China tidak akan memberikan akses ke kumpulan data tertentu.

Pemberitaan Wall Street Journal pada 24 Agustus lalu mengomentari kegagalan penyelidikan AS.

Penyelidikan intelijen Amerika Serikat itu berlangsung selama 90 hari yang diinstruksikan oleh Presiden Joe Biden.

Hasilnya? tidak ada sama sekali menyimpulkan asal mula Covid-19.

Sebelumnya, pada bulan Juni, Direktur Intelijen Nasional Avril Haines mengatakan kepada Yahoo News: "Kami berharap untuk menemukan senjata merokok, tapi itu mungkin tidak terjadi,"

Menanggapi berbagai laporan itu Alfred de Zayas mengatakan, "Bahasa Avril Haines menunjukkan bahwa tidak ada minat medis yang tulus tentang COVID atau tentang korban pandemi. Ketika seseorang berbicara tentang “senjata api”, seseorang sudah mengungkapkan bahwa dia sedang mencari “seseorang” untuk disalahkan," sebutnya.

Alfred de Zayas juga mengungkapkan jika dari awal belum ada yang berupaya menemukan obat yang tahan lama untuk mengatasi pandemi.

"Tentu saja, WHO dan lembaga lain harus terus melakukan penelitian di seluruh dunia tentang kemungkinan sumber genom COVID-19 dan asal-usul dan penularan virus lain, tetapi penelitian semacam itu harus objektif dan diinformasikan oleh semangat solidaritas internasional. COVID adalah masalah yang terlalu serius untuk direduksi menjadi kompetisi partisan," kritiknya.

Lebih lanjut ia menilai China sejauh ini sudah menunjukkan niat positifnya untuk membantu menangani Pandemi dengan membantu WHO.

"China telah bekerja sama dengan WHO sejak awal dan memberi tahu WHO tentang 27 kasus pneumonia atipikal pada Desember 2019, jauh sebelum para peneliti China berhasil mengidentifikasi patogen, dan ketika mereka melakukannya pada awal Januari 2020, langkah-langkah yang diperlukan diadopsi baik di Cina maupun oleh WHO," paparnya.

Ia juga mengatakan jika China bekerja sama dengan WHO dalam penyelidikan pertama lembaga tersebut yang hasilnya langsung dipolitisasi oleh Amerika Serikat.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved