Muslim Di India Dipukuli Di Depan Anaknya Oleh Kelompok Mayoritas Karena Dia Beragama Islam
Melihat ayahnya diserang, gadis ketika putrinya yang menangis memohon gerombolan Hindu radikal itu untuk berhenti memukuli ayahnya.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Guruh Budi Wibowo
"Jika melihat data resmi, ada 160 umat Hindu di antara 200 orang yang digantung. Orang-orang dari semua agama menjadi sasaran," katanya, tetapi tidak memberikan rincian di mana ia mendapatkan data itu.
Ucapannya itu pun menjadi pengobar api kebencian Hindu radikal terhadap muslim.
Pada 2019, sebuah situs pemeriksa fakta yang menghitung "kejahatan kebencian" di India melaporkan bahwa lebih dari 90% korban dalam 10 tahun terakhir adalah Muslim.
Dan para pelaku serangan tetap tidak dihukum di tengah tuduhan bahwa mereka menikmati dukungan politik dari Partai Bharatiya Janata pimpinan Modi setelah seorang menteri pemerintah mengikat delapan orang Hindu yang dihukum mati karena membunuh seorang Muslim.
"Serangan seperti itu telah menjadi begitu umum di negara kita hari ini dan hanya karena impunitas yang dinikmati para preman ini," kata Hasiba Amin, koordinator media sosial untuk partai oposisi Kongres.
"Hari ini kebencian telah menjadi arus utama. Sangat keren untuk menyerang Muslim. Para penyebar kebencian juga dihargai atas tindakan mereka."
Kampanye anti-muslim semakin masif
Para kritikus mengatakan sejak Modi kembali berkuasa untuk masa jabatan kedua pada 2019, kekerasan anti-Muslim telah meluas dalam cakupannya.
Kadang-kadang, kekerasan itu bahkan tidak bersifat fisik dan mengambil bentuk yang lebih halus dan berbahaya yang tampaknya ditujukan untuk menjelekkan dan menjelek-jelekkan komunitas minoritas dengan berita hoaks.
Hukum digunakan untuk melecehkan dan memenjarakan pria Muslim dalam hubungan antaragama dengan wanita Hindu.
Desember lalu, nasib seorang wanita Hindu hamil, yang secara paksa dipisahkan dari suaminya yang Muslim, menjadi berita utama ketika dia mengalami keguguran.
Wanita Muslim juga tidak luput - pada bulan Juli, lusinan dari mereka menemukan bahwa mereka telah disiapkan "untuk dijual" secara online.
Pada bulan Mei, banyak dari mereka, termasuk Amin dari partai Kongres, ditawarkan dalam "lelang" online tiruan.
Dan bulan lalu, para peserta rapat umum, yang diselenggarakan oleh mantan pemimpin BJP di Delhi, meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan agar umat Islam dibunuh.
"Ini adalah kampanye terorganisir yang sangat berkelanjutan oleh politisi nasionalis untuk meradikalisasi umat Hindu agar percaya bahwa umat Islam perlu dipinggirkan jika umat Hindu ingin maju," kata Jafri.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/islamofobia-di-india-menimbulkan-kekerasan-terhadap-minorotas.jpg)