Katanya Melindungi, Taliban Malah bikin Wanita Afganistan Diburu Mantan Tahanan, Ini Penyebabnya
Puluhan mantan tahanan memburu wanita Afganistan. Ternyata mereka sakit hati. Omongan Taliban malah blunder yang mengaku melindungi
Kekuatan Barat mengatakan mereka siap untuk terlibat dengan Taliban, tetapi ingin melihat tindakan - bukan hanya janji - untuk melindungi hak asasi manusia (HAM) di Afghanistan.
Perempuan yang bekerja di bidang hukum telah menjadi target tingkat tinggi sebelumnya. Dua wanita hakim Mahkamah Agung ditembak mati oleh pria bersenjata tak dikenal pada Januari.
Seorang juru bicara Taliban mengatakan pada saat itu bahwa kelompoknya tidak terlibat.
Sekarang, Taliban membebaskan tahanan di seluruh negeri, yang "benar-benar membahayakan nyawa hakim perempuan," kata hakim Afghanistan itu melansir Reuters pada Jumat (3/9/2021).
Dia telah menghubungi rekan-rekannya di Afghanistan: "Pesan mereka adalah ketakutan dan teror total. Mereka memberitahu saya jika mereka tidak diselamatkan, hidup mereka dalam bahaya langsung."
Hakim wanita yang menjadi narasumber Reuters ini melarikan diri dengan bantuan sekelompok sukarelawan HAM dan rekan asing di International Association of Women Judges (IAWJ).
“Selain hakim, ada sekitar seribu perempuan pembela HAM yang juga bisa menjadi sasaran Taliban,” kata Horia Mosadiq, seorang aktivis HAM Afghanistan.
Tahanan yang dibebaskan "menelepon dengan ancaman pembunuhan kepada hakim wanita, jaksa wanita dan polisi wanita. Mereka mengatakan 'kami akan mengejar Anda'," katanya.
Baca juga: Wanita Malam Di Afghanistan Takut Open BO Pasca Taliban Awasi Aktifitas Prostitusi di Medsos
Menteri Kehakiman Inggris Robert Buckland mengatakan pekan lalu, London telah mengevakuasi sembilan hakim wanita dan bekerja untuk memberikan jalan yang aman bagi lebih banyak "orang-orang yang sangat rentan".
"Banyak dari hakim ini bertanggung jawab untuk menjalankan aturan hukum dan memang benar mereka takut akan konsekuensi yang sekarang dapat mereka hadapi dengan munculnya Taliban," katanya.
Beberapa aktivis HAM dan hukum yang terlibat dalam upaya untuk menyelamatkan hakim perempuan Afghanistan dan pembela HAM menyatakan negara-negara Barat tidak membuat evakuasi mereka cukup menjadi prioritas dalam kekacauan setelah Kabul jatuh.
"Pemerintah (asing) sama sekali tidak tertarik mengevakuasi orang-orang yang bukan warga negaranya sendiri," kata Sarah Kay, pengacara HAM yang berbasis di Belfast dan anggota jaringan pengacara internasional Atlas Women.
Dia bekerja dengan sekelompok veteran sukarelawan online yang dikenal sebagai "Dunkirk digital", dinamai sesuai nama evakuasi pasukan Inggris dari Perang Dunia II dari Perancis yang diduduki Nazi.
Operasi Dunkirk digital ini telah membantu ratusan orang melarikan diri dengan bantuan grup chat dan kontak pribadi.
Baca juga: Taliban Mesra Dengan China dan Rusia, Ogah Berkongsi dengan Amerika Serikat
Di IAWJ, tim yang terdiri dari enam hakim asing juga mengoordinasikan informasi, melobi pemerintah, dan mengatur evakuasi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/burqa-pakaian-wanita-afganistan.jpg)