Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Saat Amerika Serikat Peringati Tragedi 11 September, Taliban Justru Umumkan Pemerintahan Baru

Bikin Emosi Amerika Serikat, Taliban umumkan pemerintahan baru saat AS peringati tragedi 11 September. Sengaja cari waktu yang pas?

Editor: Budi Rahmat
JAVED TANVEER / AFP
Pejuang Taliban di atas kendaraan dengan bendera Taliban berparade di sepanjang jalan untuk merayakan setelah AS menarik semua pasukannya keluar dari Afghanistan, di Kandahar pada 1 September 2021 setelah militer Taliban mengambil alih negara itu. 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Saat Amerika Serikat memperingati tragedi 11 September, Taliban justru pada hari yang sama akan meresmikan pemerintahan mereka yang baru.

Tentu saja dua sisi yang bertolak belakang tersebut seperti sebuah ejekan bagi AS yang selama puluhan tahun menduduki Afganistan.

Kini Taliban yang kembali berkuasa. Mereka dengan cepa membentuk pemerintahan yang baru dan segera meresmikannya.

Bahkan waktunya juga sudah disiapkan yakni Sabtu 11 September 2021.

Baca juga: Beginilah Reaksi Amerika Serikat usai Taliban Umumkan Pejabat Pemerintahan Afganistan yang Baru

Baca juga: MENGUAK Alasan Taliban Melarang Perempuan Terlibat pada Bidang Olahraga

Sejak Taliban memimpin, pemerintaha mereka begitu ketat.

Terbaru soal keberadaan wanita dalam pemerintahan yang dinilai Taliban sesuatu yang tidak akan terjadi.

Bagi Taliban, perempuan tugasnya hanya melahirkan.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid (tengah, memegang selendang) didampingi oleh para pejabat untuk berpidato di konferensi media di bandara di Kabul pada 31 Agustus 2021.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid (tengah, memegang selendang) didampingi oleh para pejabat untuk berpidato di konferensi media di bandara di Kabul pada 31 Agustus 2021. (WAKIL KOHSAR / AFP)

Taliban menyatakan, wanita tidak akan menempati posisi sebagai menteri, karena tugas mereka adalah melahirkan.

Dalam wawancara dengan TOLO News, juru bicara Sayed Zekrullah Hashim menyatakan perempuan tidak dianggap bagian dari masyarakat Afghanistan.

Menurutnya, membiarkan perempuan mendapatkan jabatan di pemerintahan seperti "menempatkan beban di leher yang tidak bisa mereka tanggung".

Dalam wawancara yang beredar itu, Hashim menyebut wanita yang turun ke jalan dan berdemonstrasi bukanlah wanita Afghanistan.

"Perempuan Afghanistan adalah yang mereka yang melahirkan, dan mendidik anak-anaknya seauai dengan etika dalam Islam," kata dia.

Wawancara itu muncul di tengah kabar Taliban berniat meresmikan pemerintahannya pada Sabtu waktu setempat (11/9/2021).

Peresmian pemerintahan itu dianggap ejekan bagi AS, yang juga memeringati 20 tahun tragedi serangan 11 September 2001 (9/11).

Sejak merebut kekuasaan pada 15 Agustus, milisi mengeklaim mereka berbeda dari pemerintahan sebelumnya pada 1996-2001.

Namun, beredar kabar bagaimana milisi membubarkan wanita yang berdemonstrasi secara paksa, hingga larangan mereka berkecimpung di olahraga.

Baca juga: Ngaku ke Amerika Serikat akan Perang sampai Mati, Ashraf Ghani Ternyata Kabur saat Taliban Datang

Baca juga: Afganistan di Bawah Taliban Siap-siap Terima Uang 400 Miliar dan 3 Juta Vaksin Covid-19 dari China

"Wanita jelas tidak bisa menjadi menteri. Jika diumpamakan Anda menempatkan beban di leher yang tidak bisa mereka bawa," kata Hashim dilansir Daily Mail.

"Tidak perlu rasanya jika mereka harus berada dalam pemerintahan. Mereka seharusnya melahirkan. Perempuan yang berunjuk rasa tidak mewakili kaum mereka," ujar dia seperti dikutip dari Kompas.com

Si jurnalis kemudian memotong omongan juru bicara tersebut dengan menegaskan perempuan adalah bagian dari masyarakat Afghanistan.

Ucapan si penanya dijawab oleh Hashim bahwa dia tidak menganggap mereka sebagai bagian dari publik. "Apa itu bagiannya?"

(Tribunpekanbaru.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved