Pasukan Khusus Taliban Turun Tangan untuk Aksi Balas Dendam, Markas ISIS di Afganistan Dibom
Tak main-main. Taliban langsung balas dendam pada ISIS. Pasukan khsusu menyerbu masrkas ISIS di Afganistan. Markas dibom
TRIBUNPEKANBARU.COM- Markas ISIS yang ada di Afganistan hancur ntotal setelah diserang dan dibom pasukan khusus Taliban.
Serangan yang dilakukan Taliban tersebut meupakan pembalaan dari bomn yang diledakkan ISIS di sebuah masjid.
Serangan yang dilakukan ISIS tersebut menewaskan lima orang Taliban.
Taliban kemudian melakukan serangan terkoordinir menyerbu markas ISIS.
Baca juga: Amerika Serikat Langgar Perjanjian dengan Taliban, Ketahuan Kerahkan Drone Awasi Situasi Afghanistan
Kemudian menghancurkan sebuah bangunan yang disebut sebagai markas ISIS.
Semua orang yang berada di dalam lokasi tersebut dilaporkan tewas.
Taliban pada Senin (4/10/2021) mengumumkan, telah menghancurkan markas ISIS di ibu kota Afghanistan, Kabul.
Serangan terhadap markas ISIS itu adalah balasan atas bom di masjid Afghanistan beberapa jam sebelumnya yang menewaskan lima orang.
Kepala juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan bahwa para anggotanya melakukan operasi di utara Kabul pada Minggu malam (3/10/2021).
"Hasil dari operasi, yang sangat menentukan dan sukses, pusat ISIS hancur total dan semua anggota ISIS di dalamnya tewas," tulis Mujahid di Twitter.
Para saksi dan wartawan AFP mendengar ledakan dan tembakan di Kabul pada saat serangan, dan foto-foto di media sosial menunjukkan ledakan besar serta api di tempat kejadian.
Baca juga: Donald Trump tak Terima, 88 Juta Pengikutnya Lesap, Sebut Twitter Tak Adil dan Singgung Taliban
Penduduk Kabul dan pegawai pemerintahan, Abdul Rahaman, mengatakan kepada AFP bahwa sejumlah besar pasukan khusus Taliban menyerang setidaknya tiga rumah di kawasan tempat tinggalnya.
"Pertempuran berlanjut selama beberapa jam," katanya, seraya menambahkan ada suara senjata yang membuatnya tetap terjaga sepanjang malam.
"Mereka bilang mereka mengejar anggota Daesh (ISIS) di daerah itu," lanjut Rahman.
"Saya tidak tahu berapa banyak yang terbunuh atau ditangkap, tetapi pertempuran itu sengit."
