Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

AWAS, Komik Superman Dan Batman Terbaru Bahayakan Anak-anak, Kisah Superhero Disisipi Doktrin LGBT

Si penulis, Tom Taylor dalam pernyataannya Senin (11/10/2021) menerangkan Superman masih tetap menjadi simbol pengharapan, kebenaran, dan keadilan.

DC Comics
Logo Superman 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Komik superhero, superman terbaru rilisan DC disisipi paham LGBT oleh penulisnya. Hal itu pun menuai protes penggemar superman di Amerika Serikat. 

Para penggemar membayangkan anak superhero superman yang kuat, jantan akan menghasilkan putra yang maskulin dan perkasa. 

Namun, mereka mendapati putra Clark Kent (superman) yang bernama Jon Kent itu seorang gay.

Meski diprotes, penulis komik bersikeras mempertahankan adegan LGBT di dalam komiknya sebagai gambaran superhero masa depan.

Jon Kent, putra dari Clark Kent dan Lois Lane, digambarkan merupakan pahlawan super era modern yang memerangi perubahan iklim dan penembakan sekolah.

Selain itu, kekuatannya sebagai Man of Steel (Manusia Baja) yang baru membuatnya mencegah deportasi migran ilegal.

Kini dalam edisi terbaru DC Comics, Jon Kent menegaskan dirinya sebagai biseksual, dengan mencium Jay Nakamura, seorang wartawan pria.

Si penulis, Tom Taylor dalam pernyataannya Senin (11/10/2021) menerangkan Superman masih tetap menjadi simbol pengharapan, kebenaran, dan keadilan.

"Saat ini, simbol tersebut mewakili cakupan yang lebih luas. Sekarang, lebih banyak orang yang bisa melihat dirinya dalam sosok pahlawan super itu," papar Taylor.

Dibuat pada 1938, Manusia Baja itu merupakan pahlawan klasik AS: Kuat, maskulin, berjuang untuk kebenaran, keadilan, dan tentunya cara AS.

Tetapi, pada Juli DC Comics mengubah slogannya ketika menelurkan kisah Jon Kent di edisi pertama Superman: Son of Kal-El.

Dilansir RT, Jon menukar deklarasi patriotik ayahnya menjadi "Kebenaran, keadilan, dan dunia yang lebih baik".

Pada tahap itu, DC menyewa aktivis rasialis Ta-Nehisi Coates untuk mengerjakan film bagaimana Superman bertukar ras, dan mengubah seksualitasnya.

Kepada New York Times, Taylor menjelaskan jika anak Clark tetaplah kulit putih, maka dia seperti melewatkan peluang bagus.

Tetapi bagi fans dan pandit, yang mayoritas berpegang teguh terhadap moral dan nilai asusila, perubahan karakter secara drastis membuat mereka kecewa.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved