Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Dari Kayu di Tempat Sampah, Wawan Punya Worshop Hasilkan Furniture Berkelas

Berawal dari 20 potong kayu yang ditemukannya di tempat sampah , kini Tualang Wood Working telah memproduksi kursi, lemari, tempat tidur

Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Mayonal Putra
Dari Kayu di Tempat Sampah, Wawan Punya Worshop Hasilkan Furniture Berkelas 

TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK - Berawal dari 20 potong kayu yang ditemukannya di tempat sampah , kini Tualang Wood Working telah memproduksi kursi, lemari, tempat tidur dan kitchen set berbahan kayu .

Tidak ada yang menyangka, keisengan menempah potongan kayu dari tempat sampah itu kini menggurita dengan beragam produk bernilai jutaan rupiah.

Tribunpekanbaru.com berkesempatan menyambangi workshop Tualang Wood Working yang mengolah kayu jadi barang berharga itu, Senin (18/10/2021) siang.

Lokasinya berada di Jalan Ceras KM 8, kampung Perawang Barat, Kecamatan Tualang.

Setiba di lokasi, pimpinan Tualang Wood Working Rahmat Rukmawan dan kru-nya langsung menyambut dengan hangat.

Ia mengajak Tribun melihat-lihat hasil produksi dan kayu sebagai bahan baku untuk semua karyanya.

Ia sendiri tidak pernah menyanngka usahanya tersebut akan mendapat tempat di hati masyarakat Tualang dan PT Indah Kiat Puld and Paper (IKPP) seperti sekarang ini.

Wawan, panggilan akrab Rahmat Rukmawan adalah pria 31 tahun yang tinggal di kampung Perawang Barat itu.

Ia mengembangkan usaha furniture interior itu sejak akhir 2018 lalu.

Kala itu, ia melihat kayu limbah PT IKPP yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Tualang.

“Saya melihat kayu itu bagus dan coraknya sangat saya sukai. Lalu saya beli ke petugas TPA sebanyak 20 potong seharga Rp 30 ribu, lalu saya bawa pulang,” Wawan mengawali ceritanya saat berbincang dengan Tribunpekanbaru.com.

Wawan datang ke TPA itu bersama seorang rekannya M Syukri.

Kedua anak muda ini mulai mengetam kayu limbah tersebut di rumahnya, menggunakan peralatan tukang milik bapaknya.

Hasilnya lumayan, meski Wawan sendiri belum puas karena keterbatasan peralatan.

“Waktu itu kami buat kotak tisu, baki dan tas, hiasan dinding dan lain-lain, lalu kami jual lewat media sosial. Ternyata banyak yang melirik sehingga menambah semangat,” kata dia.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved