Dari Kayu di Tempat Sampah, Wawan Punya Worshop Hasilkan Furniture Berkelas
Berawal dari 20 potong kayu yang ditemukannya di tempat sampah , kini Tualang Wood Working telah memproduksi kursi, lemari, tempat tidur
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nolpitos Hendri
Bahkan furniture interior yang dihasilkan selalu ada permintaan dari masyarakat Tualang.
Cara memesan produk ke Tualang Wood Working sangat gampang, tinggal datang ke jalan Ceras Km 8 Perawang Barat atau melalui pesan WA dan telepon 085271715177 dan 082219911104.
“Kayu-kayu itu dari peti sparepart dan pallet PT Indah Kiat semakin banyak kami butuhkan, karena ini berkembang kami semangat,” kata dia.
Produk yang paling banyak dipesan saat ini adalah paket isi kamar, yakni lemari, tempat tidur dan meja rias. Harga untuk fullset kamar seperti itu hanya Rp 8,5 Juta dengan kualitas terpercaya.
Sedangkan produk lain yang laris manis di pasaran adalah kursi sandaran untuk kursi santai di dalam rumah. Harganya juga sangat terjangkau yakni Rp 1,2 juta dalam 1 set, terdiri dari 2 kursi dan 1 meja kecil.
Kemudian lemari 1 pintu juga menjadi andalan, harganya hanya Rp 1,5 juta. Ada juga tas dari pallet ini yang kembangkan harganya sekitar Rp 250ribu 1 tas.
“Harga yang kami tawarkan memang sangat terjangkau oleh warga kecamatan Tualang, karena kami berpikir yang penting ada untungnya dan mendapat kepercayaan masyarakat,” kata dia.
Banyaknya orderan membuat Wawan akan menambah orang. Rencananya akan memberdayakan pemuda tempatan yang membutuhkan kerja.
“Kami merupakan binaan PT IKPP langsung dibimbing Humas, jadi bahan baku gampang didapat. Kita akan menambah orang supaya waiting list pemesan tidak terlalu lama,” kata dia.
Wawan menerangkan saat ini sedikitnya omzet perbulan Rp 12 juta. Ia dan seluruh pekerja menerapkan sistem bagi hasil yang proporsional.
“Kami ingin memasarkan produk kami ke luar Tualang, paling tidak untuk Kabupaten Siak lah terlebih dahulu,” tambah bapak 1 anak ini.
Saat ini saja, produk terbesar yang dihasilkannya adalah 5-6 produk besar seperti lemari setiap bulan. Dalam 1 lemari ia membutuhkan 40 keping kayu.
“Pada awal-awal sebenarnya kami susah mencari pelanggan. Setelah digandeng dan dibimbing oleh PT IKPP kami bisa melewati kesulitan itu.
Kalau secara teknis, kami belajar dari banyak hal, salah satunya belajar melalui youtube juga. Kemudian PT IKPP juga memberikan kami saffety dalam bekerja.
Menurut kami ini sangat penting sekali apalagi kami menggunakan alat-alat berkecepatan tinggi, jika tidak ada saffety bisa fatal jika terjadi kecelakaan,” kata dia.