Mengenal Timor, Perusahaan Tommy yang Ditunjuk Pemerintahan Ayahnya Untuk Kembangkan Mobil Nasional
Kini aset negara yang dikuasai oleh Tommy Soeharto telah disita kembali oleh BLBI, begini profil perusahaan Timor milik Tommy Soeharto
Penulis: Hendri Gusmulyadi | Editor: Hendri Gusmulyadi
Dikutip dari pemberitaan Harian Kompas 1 Maret 1996, terbitnya Inpres Nomor 2 Tahun 1996, sebagaimana diklaim pemerintah Orde Baru, adalah demi kepentingan nasional dalam upaya membangun industri mobil nasional, memiliki merek sendiri dan 100 persen sahamnya dikuasai warga negara Indonesia.
Pemerintah menerapkan serentetan syarat yang amat sulit atau bahkan tak mungkin dapat dipenuhi oleh mereka yang berstatus ATPM, yang selama ini hanyalah bagian dari pemilik saham pabrik mobil itu sendiri.
Kecuali bagi seorang pendatang baru, yang tidak tergantung pada prinsipal dan bermodal kuat untuk membangun pabrik mobil.
Kebetulan sekali perusahaan mobil yang mampu memenuhi semua kriteria itu adalah PT Timor Putra Nasional, yang juga milik pengusaha muda Hutomo Mandala Putra.
Perusahaan besutan Tommy Soeharto ini kabarnya mampu menjual mobil dengan merek Timor, dengan harga separuh dari harga jual mobil Jepang sekelasnya yang berkisar antara Rp 70 sampai Rp 80 juta.
Mobil sedan Timor yang merupakan jelmaan dari sedan mobil Korea Selatan dengan nama KIA Serphia 1.500 cc.
Pemerintah Orde Baru sendiri menutup pintu bagi para perusahaan APTM terlibat dalam mobil nasional yang digarap PT Timor Putra Nasional tersebut.
Diprotes APTM
Reaksi keras bermunculan, mulai dari Kadin, para ATPM, pengamat hingga DPR. Mereka menuntut ketentuan itu berlaku umum, tidak hanya untuk satu perusahaan.
Dikutip dari Harian Kompas 9 Juli 1996, Tommy Soeharto menyebut kalau ada banyak perusahaan menggarap mobnas, maka hal itu justru akan jadi masalah di kemudian hari.
"Industri otomotif harus ditangani secara seksama, dan tidak bisa kalau satu ikut yang lain ikut-ikutan.... Nanti justru akan menyulitkan daripada industri otomotif tersebut," tegas Hutomo "Tommy" Mandala Putra.
Secara tersirat Tommy menyatakan, bila terdapat lebih dari satu perusahaan yang mengembangkan mobil nasional, maka industri otomotif nasional akan "layu sebelum berkembang".
Sehingga Inpres dan Keppres tentang mobil nasional, yang telah dikeluarkan pemerintah menjadi tidak ada gunanya.
Menurut Tommy, pada tahap awal, mobil yang ada diimpor utuh dari Korsel. Sedangkan kendaraan yang akan dijual, baru akan diserahkan bulan Oktober 1996.
Mobil Timor kini tengah dikerjakan di Korsel oleh tenaga kerja dari KIA Motors dan tenaga kerja Indonesia.