Pakai Jalan Pintas Berhubungan Badan Pengamannya Kontong Kresek, Area Vital Mahasiswa Ini Beradarah
psangan mahasiswa dan mahasiswi di Hanoi Vietnam, nekat melakukan hubungan badan dengan menggunakan alat kontrasepsi kantong plastik
Penulis: Hendri Gusmulyadi | Editor: Hendri Gusmulyadi
TRIBUNPEKANBARU.COM - Nafsu kadang membuat banyak orang mempermudah jalan mereka dengan melakukan cara yang tak lazim.
Misalnya soal melakukan hubungan badan di luar nikah, yang dilakukan oleh pasangan muda-mudi ini.
Mereka sudah sangat kebelet dan sudah sangat di puncak birahi.
Sampai-sampai muda-mudi yang berstatus mahasiswa yang tak mau disebutkan namanya ini, menggunakan kantok kresek sebagai alat pengaman mereka berhubungan badan mereka.
Mereka nekat menggunakan kantong kresek sebagai alat kontrasepsi dikarenakan malu untuk membeli kondom.
Seperti mengutip Daily Mirror, kejadian ini terjadi di Hanoi, Vietnam.
Kejadian tak disangka ini terjadi pada pertengahan September 2021 lalu.
Pria tersebut, diketahui baru pertama kali berhubungan intim, sehingga untuk membeli kondom keluar dia merasa takut.
Akhirnya pasangan mahasiswa-mahasiswi ini sepakat untuk memakai jalan pintas.
Yakni menggunakan kantong plastik sebagai alat kontrasepsi.
Nahas, karena perbuatan nekat mereka harus dilarikan ke rumah sakit.
Kondisi organ intim keduanya pun jadi sorotan.
Dokter Nguyen The Luong, Wakil Direktur Rumah Sakit Ginjal di Hanoi, pun mengungkapkan kondisi pasangan mahasiswa-mahasiswi ini.
Pasalnya, mereka terpaksa dilarikan ke rumah sakit akibat luka lecet dan pendarahan pada alat vital masing-masing.
Luong menambahkan bahwa pasangan, yang berasal dari Vietnam utara itu, telah diperiksa dan diberi obat antibiotik untuk membantu pemulihan.
Dokter mengatakan, kantong plastik tidak memiliki elastisitas dan pelumas sehingga tentu saja sangat tidak cocok dan sangat tidak dianjurkan untuk pengganti kondom.
Kantong plastik dapat menyebabkan vagina tergores atau robek.
Menurut Tuoi Tre, penelitian yang dilakukan Medical University of Hanoi dan Hanoi Medical College terhadap 2.700 mahasiswa dari enam perguruan tinggi di Hanoi cukup mengejutkan.
Sebanyak 16 persen mahasiswa yang terlibat dalam survei itu mengaku telah berhubungan intim pranikah.
Hanya sepertiga di antaranya yang mengaku telah menggunakan kondom pada saat pertama kali mereka melakukan.
Sedangkan 25 persen responden mengaku malu membeli alat kontrasepsi tersebut.
Hubungan Intim Menularkan 90 Persen dari Penyakit Seksual yang Ada
Di balik manfaat hubungan intim untuk kesehatan dan kepuasan batin manusia, ada bahaya yang mengancam.
Jika tidak hati-hati, pasangan bisa terinfeksi penyakit menular seksual (PMS).
Penyakit ini tentu akan membawa efek buruk pada tubuh manusia bahkan bisa berpotensi kematian.
Kendati demikian, tetap diperlukan perawatan untuk melawan penyakit tersebut.
Hubungan intim masih mendominasi media penularan penyakit ini ke pasangan.
Seksolog dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS, menjelaskan sampai saat ini, hubungan intim menularkan 90 persen dari penyakit seksual yang ada.
"Ada satu hal yang perlu kita ketahui bahwa 90 persen penyakit menular seksual (PMS) itu ditularkan melalui hubungan seksual," ujarnya, dikutip dari Tribun Video.
Kendati demikian, dokter Binsar menyebut ada beberapa penyakit menular seksual yang ditularkan lewat media lain.
Bahkan berada di satu tempat dengan orang yang memiliki penyakit ini bisa menginfeksi kita.
"Namun ada beberapa penyakit tertentu yang ditularkan lewat media lain contohnya herpes simplex tipe 1."
"Kalau virus atau kumannya ada di kolam renang, bisa menular ke orang yang ada di kolam renang. Itu contohnya," jelas dokter Binsar.
Selain itu, pada penyakit yang lebih berbahaya seperti HIV, ini bisa ditularkan lewat darah.
"Contoh lain itu HIV. Penularannya lewat transfuse darah, lalu dari ibu ke anak lewat plasenta. Kalau megang orangnya ya nggak nular," sambungnya.
Penyakit ini bahaya jika sudah memasuki tahap AIDS karena bisa berujung kematian.
Kendati demikian, HIV tidak bisa ditularkan lewat genetik.
"Ini nggak bisa diturunkan lewat genetik. Ini penularan lewat infeksi," tandasnya.
Waktu Terbaik untuk Lakukan Hubungan Intim di Usia 50 Tahun
Saat usia 50, banyak perempuan mengalami menopause yang mempengaruhi aktivitas seksual mereka.
Selain itu, kondisi fisik yang tak lagi bugar seperti usia muda membuat hubungan intim menjadi kegiatan yang melelahkan.
Namun ada beberapa tips hubungan intim di usia 50 tahun yang bisa ditiru:
1. Pertimbangkan kesehatan dan pengobatan
Seringkali kesehatan atau kondisi medis yang mendasari akan menurunkan libido.
Kadang-kadang, meninjau obat dan membuat penyesuaian pada dosis obat akan membantunya.
Hubungan intim juga bisa makin hot jika kita mengonsumsi obat-obatan seperti estrogen Miss V dosis rendah untuk perempuan pascamenopause.
Lakukan ini jika pelumas dan pelembab tidak efektif saat melakukan hubungan intim di usia 50 tahun.
2. Lumasi dan lembapkan
Miss V bisa menjadi lebih sempit jika tidak aktif secara seksual.
Sehingga, salah satu hal terpenting yang dapat lakukan untuk menjaga fungsi (menghindari atrofi Miss V) adalah terus berhubungan.
Coba gunakan pelumas saat melakukan aktivitas seksual jika dirasa kurang.
3. Rileks
Untuk mengatasi rasa sakit dari kekeringan Miss V, berikan banyak waktu untuk gairah, nikmatilah pemanasan.
Kemudian, bereksperimen dengan berbagai posisi dengan pasangan.
Sahabat juga bisa mandi air hangat sebelum berhubungan seks untuk mengendurkan otot dan mempersiapkan keintiman.
4. Pilih waktu terbaik berhubungan intim
Hubungan intim di usia 50 tahun membutuhkan kerjasama dari pasangan agar tercipta sensasi yang menyenangkan.
Pada usia 50 tahun, waktu yang baik untuk bercinta tak jauh berbeda dengan usia 40 tahun.
Malam hari menjadi waktu yang pas untuk melakukan hubungan intim.
Sumber Bangkapos.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/gadis-muda-berhubungan-badan-banyak-pria-bergantian-ungkap-isi-hati-pria.jpg)