Terungkap, Inilah yang Ingin Dipertahakan AS Makanya Ikut Campur Ketegangan Rusia dan Ukraina
Sengaja invansi pasukan dan peralatan tempur di ketegangan Rusia-Ukraina ternyata AS punya misi yang menguntungkan bagi mereka
TRIBUNPEKANBARU.COM- Lagi, Amerika Serikat mengingatkan bahwa Rusia bisa melakukan serangan ke Ukraina kapan saja.
Hal itu disampaikan AS mengingat ketegangan Rusia dan Ukraina buang terus meningkat.
Amerika Serikat bahkan tegas mengatakan akan mempertahankan sejengkal apapun wilayah NATO yang kini dalam pertegangan dengan Ukraina.
Baca juga: Amerika Serikat saja yang Ketakutan, Rusia Berulangkali Bantah akan Serang Ukraina
Ternyata AS turun tangan karena ia merasa wilayah yang disengketakan itu masuk dalam wilayah NATO.
Namun, soal tuduhan yang dialamatkan kepadanya, Rusia terus membantah dan mengatakan bahwa Amerika Serikat saja yang terlalui ikut campur.
Dalam laporannya, Rusia dapat menginvasi Ukraina kapan saja dan mungkin membuat dalih mengejutkan untuk melakukan serangan.
Hal itu disampaikan Amerika Serikat (AS) pada Minggu (13/2/2022) seraya menegaskan kembali janji untuk mempertahankan setiap jengkal wilayah NATO.
Rusia dilaporkan mengerahkan 100.000 tentaranya di dekat Ukraina.
Barat berulangkali memperingatkan bahwa Moskwa dapat menyerang kapan saja.
Di sisi lain, Moskwa menyangkal tuduhan semacam itu dan menuduh Barat histeria, sebagaimana dilansir Reuters.
Kanselir Jerman Olaf Scholz menyerukan Rusia untuk mengurangi ketegangan dan mengancam akan menjatuhkan sanksi jika Moskwa benar-benar menyerang.
Baca juga: Ukraina Akan Banjir Darah, Rusia Segera Menyerang
Scholz sedang dalam perjalanan untuk berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (15/2/2022).
Seorang pejabat Jerman mengatakan, Berlin tidak mengharapkan hasil nyata dari upaya pembicaraan tersebut. Namun, upaya diplomasi tetaplah penting.
Di Washington, Penasihat Keamanan Nasional Presiden AS Joe Biden Jake Sullivan mengatakan bahwa invasi Rusia terhadap Ukraina dapat dimulai kapan saja.
Sementara itu, sejumlah pejabat AS mengatakan tidak dapat mengonfirmasi laporan yang menyebutkan bahwa Rusia berencana untuk menyerang pada Rabu (16/2/2022).
