Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Terungkap, Inilah yang Ingin Dipertahakan AS Makanya Ikut Campur Ketegangan Rusia dan Ukraina

Sengaja invansi pasukan dan peralatan tempur di ketegangan Rusia-Ukraina ternyata AS punya misi yang menguntungkan bagi mereka

Editor: Budi Rahmat
Brendan Smialowski / AFP
Presiden AS Joe Biden mengambil bagian dalam konferensi pers pada hari terakhir KTT G7 di Bandara Cornwall Newquay, dekat Newquay, Cornwall pada 13 Juni 2021. 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Lagi, Amerika Serikat mengingatkan bahwa Rusia bisa melakukan serangan ke Ukraina kapan saja.

Hal itu disampaikan AS mengingat ketegangan Rusia dan Ukraina buang terus meningkat.

Amerika Serikat bahkan tegas mengatakan akan mempertahankan sejengkal apapun wilayah NATO yang kini dalam pertegangan dengan Ukraina.

Baca juga: Amerika Serikat saja yang Ketakutan, Rusia Berulangkali Bantah akan Serang Ukraina

Ternyata AS turun tangan karena ia merasa wilayah yang disengketakan itu masuk dalam wilayah NATO.

Namun, soal tuduhan yang dialamatkan kepadanya, Rusia terus membantah dan mengatakan bahwa Amerika Serikat saja yang terlalui ikut campur.

Dalam laporannya, Rusia dapat menginvasi Ukraina kapan saja dan mungkin membuat dalih mengejutkan untuk melakukan serangan.

Hal itu disampaikan Amerika Serikat (AS) pada Minggu (13/2/2022) seraya menegaskan kembali janji untuk mempertahankan setiap jengkal wilayah NATO.

Rusia dilaporkan mengerahkan 100.000 tentaranya di dekat Ukraina.

Barat berulangkali memperingatkan bahwa Moskwa dapat menyerang kapan saja.

Di sisi lain, Moskwa menyangkal tuduhan semacam itu dan menuduh Barat histeria, sebagaimana dilansir Reuters.

Kanselir Jerman Olaf Scholz menyerukan Rusia untuk mengurangi ketegangan dan mengancam akan menjatuhkan sanksi jika Moskwa benar-benar menyerang.

Baca juga: Ukraina Akan Banjir Darah, Rusia Segera Menyerang

Scholz sedang dalam perjalanan untuk berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (15/2/2022).

Seorang pejabat Jerman mengatakan, Berlin tidak mengharapkan hasil nyata dari upaya pembicaraan tersebut. Namun, upaya diplomasi tetaplah penting.

Di Washington, Penasihat Keamanan Nasional Presiden AS Joe Biden Jake Sullivan mengatakan bahwa invasi Rusia terhadap Ukraina dapat dimulai kapan saja.

Sementara itu, sejumlah pejabat AS mengatakan tidak dapat mengonfirmasi laporan yang menyebutkan bahwa Rusia berencana untuk menyerang pada Rabu (16/2/2022).

Sullivan mengatakan, Washington akan terus berbagi apa yang telah dipelajarinya kepada dunia.

Hal tersebut merupakan upaya untuk mencegah Moskwa melakukan operasi "bendera palsu" yang bisa menjadi dalih untuk melakukan serangan ke Ukraina.

"Akan mempertahankan setiap jengkal wilayah NATO dan kami berharap Rusia dapat memahami pesan ini,"tutur Sullivan dalam kesempatan terpisah kepada CBS.

Pada Minggu, Biden menggelar pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.

Mereka sepakat tentang pentingnya melanjutkan diplomasi dan pencegahan dalam menanggapi pembangunan militer Rusia.

Kantor Kepresidenan Ukraina mengatakan, Zelenskiy juga mengundang Biden untuk segera mengunjungi Ukraina.

Seorang juru bicara Pemerintah Inggris mengatakan, London sedang menggodok paket dukungan militer dan bantuan ekonomi untuk Ukraina yang akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan melakukan perjalanan ke Eropa akhir pekan ini untuk membangun dukungan guna mengakhiri kebuntuan dengan Rusia.

Ketika melakukan pembicaraan dengan Putin pada Sabtu (12/2/2022), Biden mengatakan bahwa Barat akan menanggapi dengan tegas setiap invasi Rusia.

Biden menambahkan, serangan semacam itu hanya akan membahayakan dan mengisolasi Moskwa.

Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan di Twitter bahwa sejauh ini Kiev telah menerima hampir 1.500 ton amunisi dari Barat.(*)

(Tribunpekanbaru.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved