Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Presiden Ceko Ungkap 'Bobroknya' Intelijen Amerika Serikat, Termasuk Hoaks Rusia Serang Ukraina

Ada tiga kesalahan fatal Intelijen Amerika Serikat. Terbaru soal perang Rusia-Ukraina. padahal sama sekali tidak terbukti

Penulis: Budi Rahmat | Editor: Budi Rahmat
Sergei SUPINSKY / AFP
ilustrasi perang. CIA Amerika Serikat telah mengebarkan berita palsu 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Presiden Republik Ceko, Milos Zeman ungkap bobroknya kerja intelijen Amerika Serikat atau CIA.

Terbaru adalah kabar hoaks yang disampaikan oleh CIA terkait perang Rusia-Ukraina.

Ia bahkan mengatakan sudah mendapat pesan dari intelijen AS lima hari sebelum kabar Rusia akan serang Ukraina.

Baca juga: NATO Mulai Ketakutan Perang, Sebut Rusia Sudah Bangun Jembatan ke Ukraina, Ini Bukan Lelucon

Meski pada kenyataannya Rusia sama sekali tidak melakukan apapun.

Kenyataan yang membuatZeman begitu mengecamnya. ia bahkan membongkar kebobrokan kinerja Intelijen AS terkait informasi yang sidampaikan ke pejabat negara atau negara sekutu.

Salah satunya soal informasi adanya soal senjata pembunuh massal yang disebut-sebut dimiliki Irak.

Pada kenyataannya tidak pernah ada senjata pembunuh massal tersebut. Namun, Saddam Husain pada akhirnya tewas digantung

Zeman mengungkapkan ternyata lima hari sebelum tanggal 16 Februari yang disebut-sebut akan terjadi perang Rusia dengan Ukraina, Presiden ini sudah mendapat pesan dari Intelijen Amerika Serikat atau CIA.

Pesan itu tentu saja berisi bahwa Rusia akan segera melakukan serangan ke Ukraina dan akan terjadi perang.

Namun, alih-alih terjadi perang, malahan hingga kini Rusia dan Ukraina masih saling menahan diri.

Hal itulah yang membuat Presiden ini mengakui bahwa Intelijen AS sudah bikin berita tidak benar dan gagal dalam melakukan pekerjaannya.

Tidak hanya kali ini saja, ternyata sudah ada dua kali kegagalan Intelijen AS yang kemudian berimbas pada hal yang terburuk.

Baca juga: Selain Kabar Hoaks Perang Rusia-Ukraina, Inilah Info Intelijen AS yang Gagal Total dan Sangat Fatal

Baca juga: Perang Ukraina-Rusia Batal Pecah, Amerika Terus Bantu Nato, Kini Kirim F-35A Lightning II ke Jerman

Entah apa maksud dari Interlijen AS tersebut menyebarkan informasi yang salah

Pernyataan yang digembar-gemborkan Barat tentang rencana Rusia untuk meluncurkan 'invasi ke Ukraina' pada 16 Februari menyebabkan kegagalan lain bagi badan-badan intelijen AS.

Hal tersebut diungkapkan Presiden Republik Ceko, Milos Zeman. Ia mengatakan itu dalam sebuah dengan surat kabar Mlada Fronta Dnes, yang diterbitkan pada hari Kamis.

Dia membandingkan tuduhan itu dengan klaim masa lalu Amerika Serikat tentang Irak dan Afghanistan. “Pandangan saya tentang situasi di sekitar Ukraina adalah tidak akan ada perang karena Rusia tidak gila untuk meluncurkan operasi yang akan menyebabkan mereka lebih banyak kerusakan daripada keuntungan,” Zeman menunjukkan.

"Adapun badan intelijen AS, ini adalah kegagalan ketiga mereka. Yang pertama adalah perang di Irak, di mana tidak ada senjata pemusnah massal yang ditemukan. Afghanistan adalah yang kedua, karena mereka mengklaim bahwa Taliban tidak akan pernah merebut Kabul. Dan sekarang ini yang ketiga," kata presiden Ceko.

Zeman mengatakan bahwa lima hari sebelum 16 Februari, dia telah menerima pesan rahasia tentang dugaan persiapan invasi Rusia ke Ukraina.

"Itu datang dari CIA. Saya tidak bertanya kepada CIA sumber informasi apa yang dimilikinya. Tetapi mengingat tiga kegagalan, saya meragukan kualitas sumber-sumber ini," presiden Ceko menekankan.

Baca juga: NATO Berulah, Ganggu Kapal Selam Rusia, Lakukan Serangan Elektronik saat Latihan di Perairan Rusia

Baca juga: Rusia dan Ukraina Perang, Ternyata Nenek-nenek Sudah Dilatih Pakai Senjata Hadapi Invasi Rusia

Namun, dia tidak mengesampingkan lonjakan ketegangan di Donbass. “Saya tidak dapat mengesampingkan konflik militer lokal di perbatasan Republik Donetsk dan Lugansk dengan Ukraina tetapi itu adalah sesuatu yang sama sekali berbeda dari invasi Rusia ke Ukraina,” Zeman mempertahankan.

Dia menekankan bahwa Rusia telah mulai menarik pasukan dari perbatasan Ukraina setelah menyelesaikan latihan di tanahnya sendiri, yang membantah pernyataan yang datang dari politisi Barat tentang risiko konflik antara Rusia dan Ukraina.

Barat dan Kiev telah menggemakan tuduhan tentang potensi invasi Rusia ke Ukraina. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengecam klaim ini sebagai "kosong dan tidak berdasar", berfungsi sebagai taktik untuk meningkatkan ketegangan, menunjukkan bahwa Rusia tidak menimbulkan ancaman apa pun kepada siapa pun.

Namun, Peskov tidak mengesampingkan kemungkinan provokasi yang bertujuan untuk membenarkan klaim tersebut dan memperingatkan bahwa upaya untuk menggunakan kekuatan militer untuk menyelesaikan krisis di tenggara Ukraina akan memiliki konsekuensi serius.(*)

(Tribunpekanbaru.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved