Lagi, Amerika Sebut Rusia akan Invasi Ukraina, Sampaikan Peringatan ke PBB
Setelah sebelumnya perkiraan Amerika Serikat meleset mengenai invasi Rusia, kini peringatan serupa kembali disuarakan AS.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Setelah sebelumnya perkiraan Amerika Serikat meleset mengenai invasi Rusia, kini peringatan serupa kembali disuarakan AS.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memaparkan di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Kamis (17/2/2022) bagaimana Washington meyakini Rusia dapat berusaha untuk menyerang Ukraina.
AS memperingatkan bahwa Moskow sedang bersiap untuk menyerang tetangganya dalam beberapa hari mendatang.
Melansir Reuters, Blinken, seperti yang dilakukan pejabat AS lainnya selama dua minggu terakhir, menuduh Rusia berencana membuat dalih untuk menyerang Ukraina yang dapat mencakup serangan palsu, bahkan nyata, menggunakan senjata kimia.
"Rusia mungkin menggambarkan peristiwa ini sebagai pembersihan etnis atau genosida," jelas Blinken.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Vershinin menolak pernyataan Blinken sebagai hal yang disesalkan dan berbahaya karena semakin memicu ketegangan.
Dia mengatakan pasukan Rusia tetap berada di wilayah Rusia dan beberapa unit sudah kembali ke pangkalan mereka setelah menggelar latihan militer.
Blinken mendorong Moskow untuk mengumumkan tanpa kualifikasi, dalih atau defleksi bahwa mereka tidak akan menyerang Ukraina.
"Ungkapkan dengan jelas. Nyatakan dengan jelas kepada dunia, dan kemudian tunjukkan dengan mengirim pasukan Anda, tank Anda, pesawat kembali ke barak dan hanggar mereka dan mengirim diplomat Anda ke meja perundingan," kata Blinken seperti yang dikutip Reuters.
Rusia membantah ingin menyerang Ukraina. Krisis, bagaimanapun, telah mendorong aliansi NATO yang dipimpin AS untuk menopang kehadirannya di negara-negara anggota yang lebih dekat ke Rusia atau Ukraina.
Ukraina bukan anggota NATO dan Rusia tidak ingin negara itu diizinkan bergabung.
Blinken tampil di PBB pada pertemuan 15 anggota dewan tentang perjanjian Minsk, yang bertujuan untuk mengakhiri konflik selama 8 tahun antara tentara Ukraina dan separatis yang didukung Rusia di timur negara itu.
"Saya di sini hari ini bukan untuk memulai perang, tetapi untuk mencegahnya," katanya.
Ketegangan antara Moskow dan Barat semakin meningkat setelah berminggu-minggu Amerika Serikat menuduh bahwa Rusia telah mengerahkan hingga 150.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina untuk melakukan invasi. Moskow menuduh Barat terlalu berlebihan terkait hal ini.
Blinken mengatakan, informasi AS menunjukkan bahwa pasukan Rusia bersiap untuk melancarkan serangan terhadap Ukraina dalam beberapa hari mendatang dan telah mengidentifikasi target utama, termasuk ibukota Ukraina, Kyiv.
